Jangan Berlebihan soal Deindustrialisasi

MI
03/4/2016 09:07
Jangan Berlebihan soal Deindustrialisasi
(Antara)

SINYAL deindustrialisasi penurunan kontribusi sektor manufaktur atau nonmigas terhadap produk domestik bruto (PDB)dinilai masih mengancam keberlangsungan industri di Tanah Air. Namun, Menteri Perindustrian Saleh Husin menekankan pelaku usaha tidak perlu terlalu berkutat pada isu deindustrialiasi.

"Saya kira fokus utama kita jangan lagi mengkhawatirkan deindustrialisasi. Industri bisa diibaratkan kehidupan, ada kematian tentu ada kelahiran. Nah fokus kita bagaimana memelihara kelahiran dan menjadikan industri dalam negeri tidak turun, malah semakin tumbuh," ucap Saleh di suatu diskusi di Jakarta, kemarin.

Itu sejalan dengan optimisme yang digaungkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan menargetkan target realisasi investasi 2016 mencapai Rp594,7 triliun atau meningkat 14,4% daripada target tahun lalu.

Meskipun pelemahan ekonomi global masih membayangi, Saleh optimistis target pertumbuhan industri 2016 di kisaran 5,7%-6,1% dapat dicapai.

Pelaku usaha menilai besaran target pertumbuhan tidak akan berarti bila akar masalah di sektor industrialisasi belum juga terselesaikan.

"Terbukti, adanya investor asing yang lebih memilih berinvestasi di Vietnam atau Filipina gara-gara Indonesia masih dibayangi isu kualitas tenaga kerja, infrastruktur, dan mahalnya biaya energi," papar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anton J Supit.

Ketua Umum BPP, Hipmi Bahlil Lahadalia, menilai sinergitas pemerintah pusat hingga pemerintah daerah pun menjadi penting dalam memperkuat iklim investasi. Hal itu merujuk pada sederet paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah pusat. (Tes/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya