Stabilitas Acuan Harga Baru BBM

Tes/E-4
29/3/2016 06:20
Stabilitas Acuan Harga Baru BBM
(ANTARA/SIGID KURNIAWAN)

RENCANA pemerintah untuk menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar per 1 April 2016 akan mengutamakan prinsip kestabilan.

Dalam artian, jangan sampai penyesuaian harga BBM pada akhirnya memberikan dampak yang memberatkan masyarakat, seperti inflasi yang mendalam.

"Penurunan harga BBM belum serta-merta menurunkan harga kebutuhan warga. Sedikit sekali impaknya," tutur Menteri ESDM Sudirman Said di Jakarta, kemarin.

Pemerintah juga mempertimbangkan momentum Ramadan dan Lebaran yang identik menjadi pemicu tajamnya inflasi.

Terkait adanya surplus dari penjualan BBM subsidi yang dilakukan PT Pertamina (persero), ia menyatakan surplus itu ialah uang negara yang disimpan di Pertamina dan dilaporkan secara berkala.

"Apakah surplus akan disalurkan ke cadangan strategis minyak (SPR) atau dana ketahanan energi (DKE), belum ke sana (pembahasannya)."

Di kesempatan yang sama, Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja menyatakan dalam proyeksi pemerintah, harga mean of platts Singapore (MOPS) sebagai acuan harga BBM Indonesia dalam tiga bulan mendatang akan merambat naik.

"Kalau kita naikkan (awal Juli 2016), itu pasti berat. Makanya dipertimbangkan stabilitas (harga BBM), supaya pas Lebaran tidak naik tajam," jelasnya.

Meski enggan membeberkan besaran penurunan harga BBM itu, ia mempertimbangkan usulan penurunan harga dari Pertamina sebesar Rp400 per liter.

Lebih lanjut Sudirman memaparkan rencana kehadiran Indonesia di forum organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) di Doha, Qatar, pada 17 April 2016.

"Indonesia bakal mengupayakan realisasi cadangan penyangga (buffer stock) dan SPR melalui pembicaraan dengan produsen minyak raksasa seperti Rusia, Irak, dan Arab Saudi terkait suplai hingga peminjaman fasilitas penyimpanan BBM," jelasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya