Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BISNIS dan organisasi di seluruh dunia saat ini mengalami perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi. Alhasil ada urgensi untuk mengidentifikasi kebutuhan generasi pemimpin berikutnya dan mengeksplorasi keterampilan untuk mempersiapkan mereka mengarahkan bisnis.
Hasil survei the University of Michigan Ross School of Business, mengidentifikasi keterampilan kepemimpinan yang diperlukan pada generasi berikutnya untuk memastikan kesiapan mereka di masa depan. Ketika diminta untuk memilih antara soft skill, hard skill, atau kombinasi yang setara dari keduanya sebagai kebutuhan terpenting untuk bisnis saat ini, 39% responden survei memilih soft skill sementara 53% memilih kombinasi keduanya.
Baca juga: Ini Pesan Meghan Markle di Girl Up Leadership Summit 2020
Hanya 8% responden percaya bahwa keterampilan teknis adalah yang paling penting dalam hal kesiapan pemimpin bisnis di masa depan. Di antara para pemimpin bisnis Indonesia, 60% menunjukkan kreativitas, sebagai keterampilan paling penting bagi seorang pemimpin untuk memimpin perusahaannya di zaman yang terus berkembang dan ekosistem bisnis yang semakin menantang.
Hal itu diungkapkan Melanie Weaver Barnett, Chief Executive Education Officer of the University of Michigan Ross School of Business. Menariknya, kata dia, responden yang sama mengidentifikasi kemampuan untuk membuat keputusan sulit, ketajaman bisnis yang komprehensif, komitmen untuk pembelajaran berkelanjutan, komunikasi yang efektif, dan fleksibilitas sebagai keterampilan yang luput dari generasi pemimpin berikutnya.
“Covid-19 telah mengubah perilaku konsumen selamanya, memaksa bisnis untuk memandang keterampilan sebagai investasi agar tetap relevan dan kompetitif pasca krisis. Survei terbaru kami di Indonesia mengidentifikasi campuran soft skill, termasuk kreativitas, kelincahan, dan positifisme, dikombinasikan dengan keahlian teknis sebagai hal yang dianggap paling penting oleh para pemimpin bisnis untuk kesuksesan masa depan," paparnya.
“Kami menyadari bahwa beberapa dari apa yang disebut soft skill ditunjang oleh hard skill yang mendasari mereka. Misalnya, kecakapan digital tentu saja meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan. Tampaknya ada kesadaran bahwa soft skill-lah yang memberi keseimbangan.”
“Kami telah mengadakan hampir 30 program di Indonesia. Keseluruhan latihan ini telah memberikan wawasan berharga yang akan memungkinkan kami mengembangkan program yang bahkan lebih disesuaikan dengan konteks bisnis khusus Indonesia dan kesenjangan keterampilan,” ujarnya. (RO/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved