Pasar Termotivasi Optimisme Distribusi Vaksin

PERDAGANGAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada level 5.833,32 (+0,33%) dari penutupan Rabu 5.813,98 pada Kamis (3/12) pagi.

Semalam, bursa di Amerika Serikat (AS) ditutup bercampur. Indeks Dow Jones ditutup 29.883,79 (+0,2%), NASDAQ ditutup 12.349,37 (-0,05%) dan indeks S&P 500 ditutup 3.669,01 (+0,18%).

Bursa saham AS ditutup bercampur, namun terlihat mulai kehilangan momentum setelah rencana stimulus US$908 miliar dari pemerintah belum mendapat kepastian.

Saat ini proposal pemberian dana stimulus ditolak oleh Ketua Senat AS Mitch McConell untuk memberikan dana stimulus yang lebih kecil yaitu sekitar US$500 miliar.

Dari data ekonomi AS, investor berekspektasi jumlah klaim pengangguran di level 780.000. Bursa Asia dibuka melemah, investor menanti data ekonomi dari Tiongkok yaitu data PMI Manufaktur yang mengindikasikan ekspansi ekonomi selama sembilan bulan berturut-turut.

"IHSG diprediksi menguat pada rentang 5.760-5.839. Secara teknis, pergerakan masih akan menguat dalam tren bullish yang kuat. Terutama menjelang akhir tahun akan didorong oleh window dressing. Sentimen positif juga datang dari optimisme akan vaksin covid-19 yang akan segera didistribusikan ke seluruh dunia dalam waktu dekat," kata Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, Kamis (3/12).

Pada perdagangan Rabu (2/12), IHSG ditutup menguat 89 poin atau 1,56% menjadi 5.813,98. Sektor pertambangan, aneka industri, infrastruktur, properti, perdagangan, industri dasar, industri konsumsi, keuangan, perkebunan bergerak positif dan menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG kemarin.

"Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak menguat terbatas dan ditradingkan pada level 5.728-5.973," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus.

Kabar dari domestik, dalam pertemuan tingkat menteri ASEAN dan Uni Eropa, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pentingnya pemulihan ekonomi di sektor kelapa sawit. Ia mengatakan minyak kelapa sawit memegang peran penting dalam meraih Target Pembangunan Berkelanjutan/SDGs.

Asia Tenggara merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia dengan menyumbang 89 persen produksi dunia. Industri ini telah menyediakan 26 lapangan pekerjaan di kawasan. Lebih dari 40% perkebunan sawit dikelola oleh petani kecil di ASEAN.

Di Indonesia, industri ini telah menekan angka kemiskinan sebesar 10 juta dan berkontribusi pada devisa sebesar US$23 miliar pada 2019.

Komoditas ini bahkan mendukung pencapaian target pembangunan berkelanjutan ASEAN karena telah memberikan lapangan pekerjaan bagi 26 juta orang. Selain itu, 40% perkebunan sawit juga dikelola oleh petani kecil.

Jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya yang menggunakan lahan sebesar 278 juta hektare, kelapa sawit hanya menggunakan 17 juta hektare. Artinya, penggunaan lahan kelapa sawit memiliki hasil yang efektif dibandingkan minyak nabati lainnya. (E-2)