Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Oktober 2020 surplus sebesar US$ 3,61 miliar, dibandingkan surplus neraca perdagangan barang September 2020 yang sebesar US$ 2,39 miliar.
"Surplus neraca dagang ini meningkat besar karena terjadi penurunan dalam pada impor di bulan Oktober 2020," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto, dalam konferensi pers virtual BPS, Senin (16/11).
Penurunan impor yang dalam terbesar adalah non migas untuk golongan barang utama, yaitu impor mesin dan elektrik yang -11,9% dari US$1.688,9 juta pada September 2020, menjadi US$ 1.488 juta pada Oktober dan dari sisi volume -38,72% dari 117,7 ribu ton menjadi 72,1 ribu ton.
Kemudian komoditas impor selanjutnya serealia -12,83% dari US$273,9 juta pada September 2020 menjadi US$238,8 juta pada Oktober ini. Dari sisi volume, serealia juga -17,47% dari 1.148,8 ribu ton menjadi hanya 948,1 ribu ton.
Menurut jenis barang, pembentuk surplusnya neraca perdagangan barang Oktober 2020 berasal dari peningkatan migas US$ -450,1 juta, utamanya untuk minyak mentah dan hasil minyak terjadi defisit sebesar US$ -131,2 juta, hasil minyak US$ -543,2 juta. Namun untuk neraca perdagangan gas, terjadi surplus US$ 224,3 juta.
Untuk non migas, terjadi surplus cukup besar pada Oktober, yaitu US$ 4,06 miliar. "Sehingga secara keseluruhan kita masih surplus US$ 3,61 miliar," kata Setianto.
Untuk neraca perdagangan non migas, negara terbesar penyumbang surplus, berasal dari AS dimana neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 1,03 miliar, disusul dengan Filipina, Indonesia surplus US$ 570,8 juta), dengan India Indonesia surplus US$ 546,1 juta.
Sepanjang Januari-Oktober 2020, neraca perdagangan barang Indonesia masih surplus US$ 17,07 miliar. Sementara bila dibandingkan periode sama tahun lalu yang defisit yaitu US$ -2,12 miliar.
"Meskipun secara keseluruhan 1 tahun Januari-Desember 2019, Neraca perdagangan masih defisit sebesar US$ -3,59 miliar. Bila dibandingkan Januari-Oktober 2018 (US$ -5,57 miliar) dan 2019 (US$ -2,12 miliar), maka di 2020 ini mengalami peningkatan atau surplus dibandingkan dua tahun sebelumnya yang mengalami defisit," kata Setianto. (E-1)
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali membanggakan neraca perdagangan nasional yang terus menunjukkan tren positif. Surplus selama 48 bulan menurutnya patut diapresiasi.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (16/5) ditutup menguat dipengaruhi oleh penurunan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) April 2024.
Surplus akan sehat jika faktor pendorongnya dari peningkatan ekspor. Sekarang, ekspor kita justru turun dan bisa surplus karena impor turun lebih tajam.
Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 48 bulan atau 4 tahun beruntun sejak Mei 2020.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kondisi yang baik karena terus menerus di kisaran 5% dalam beberapa tahun terakhir.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (15/5) dibuka menguat menjelang rilis data neraca perdagangan domestik April 2024.
PT Selalu Cinta Indonesia (SCI) melakukan ekspor tiga kontainer produk alas kaki dengan merek Nike senilai US$405 ribu atau setara Rp6,50 miliar ke Uni Eropa (UE) dan AS di Salatiga, Jawa Tengah.
Korea Selatan terus mempromosikan produk-produk makanan dan minuman ke Indonesia. Salah satunya, produk pertanian seperti buah-buahan seperti strawberry dan peach.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melepas ekspor perdana 16 ribu pasang sepatu merek Hoka ke Amerika Serikat pada Jumat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas ekspor sebanyak 16.000 pasang sepatu produksi PT Yih Quan Foot Wear Indonesia di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Tren makanan dan minuman Korea yang semakin mendunia berkat Hallyu atau Korean Wave berhasil mendongkrak ekspor Korean Food ke pasar Indonesia. Hal itu pun dimanfaatkan
HARGA komoditas energi Indonesia pada tahun ini terutama di kuartal kedua ini terlihat sudah mengalami rebound, namun terbatas. Hal Ini terlihat pada harga komoditas utama ekspor
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved