Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Proyek Ised Topang Pelaku UKM NTB di Tengah Pandemi

M Iqbal Al Machmudi
09/11/2020 12:45
Proyek Ised Topang Pelaku UKM NTB di Tengah Pandemi
KOPI ARABIKA SEMBALUN SAJANG: Anambo Tono (kanan) meracik kopi Arabika Sembalun Sajang produknya saat dipamerkan di kantor Dispar NTB.(ANTARA/Ahmad Subaidi)

PROYEK Inovasi dan Investasi untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan yang Inklusif (Ised) membuat pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Nusa Tenggara Barat (NTB) mampu bertahan di tengah tekanan akibat pandemi covid-19.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria br. Simanungkalit mengatakan kehadiran proyek Ised pada pariwisata di NTB yang merupakan kolaborasi dari berbagai pihak harus terus dilanjutkan.

"Khususnya di sektor bisnis untuk mengembangkan proyek pariwisata di NTB. Inklusif bisnis ini harus berkelanjutan karena mampu menciptakan lapangan kerja, upgrade SDM, memberikan keuntungan yang berkelanjutan, dan menjadi bisnis berkelanjutan," kata Victoria dalam webinar Ised Dialogue Forum 2020 bertajuk Promosi Peluang Kerja Melalui Model Bisnis Inklusif pada Sektor Pariwisata di Lombok yang diadakan Kementerian PPN/Bappenas, Senin (9/11).

Berdasarkan data kerja sama bilateral pemerintah Indonesia dan Jerman dari Kementerian PPN/Bappenas dan diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, dari proyek tersebut sebanyak 418 orang yang mayoritas anak muda telah mendapatkan pekerjaan. Sebanyak 1.400 orang menerima manfaat dari pelatihan peningkatan kemampuan kerja.

Proyek Ised telah berjalan sejak 1 Juli 2017 sampai 30 Juni 2021 dengan kerja sama 96 kelompok pemangku kepentingan, yang terdiri dari 6 institusi pemerintahan, 73 institusi sektor swasta, 3 komunitas masyarakat lokal, 9 institusi TVET dan akademisi, serta 5 asosiasi.

Victoria juga mengungkapkan kolaborasi pemerintah dalam proyek Ised ini telah membuat kuliner lokal mampu dikemas dan memiliki cita rasa global. Hal itu mampu membangkitkan nilai-nilai dari produk lokal.

"Produk yang dihasilkan tentunya memiliki standar kesehatan untuk dikonsumsi jadi setiap orang aman untuk mengonsumsi kuliner lokal tersebut," ungkapnya.

Di tengah pandemi covid-19 ini, program Ised bisa menjadi momentum untuk membangkitkan usaha masyarakat. Penurunan kegiatan UKM terjadi sangat drastis ditambah lagi dengan daya beli konsumen yang juga ikut turun.

Namun, masih ada UKM yang mampu bertahan dan justru bisnisnya malah meningkat. Peningkatan tersebut karena bisnisnya terhubung dengan digital dan mampu beradaptasi dengan situasi pandemi saat ini.

"Melihat kondisi ini, pemerintah concern untuk mendorong UKM semakin banyak beralih ke digital. Karena untuk kondisi saat ini digital menjadi suatu keharusan supaya UKM tetap eksis," jelasnya.

"Di lain pihak pemerintah juga sedang membuka pasar karena ini harus dikembangkan. Karena itu bisnis inklusif ini merupakan sebuah upaya untuk dikembangkan ke depan," pungkasnya. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya