Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
NERACA perdagangan Indonesia masih dibayangi fluktuasi harga komoditas serta makin menurunnya produksi dan cadangan sumber daya alam andalan, seperti minyak dan gas bumi.
Alih-alih hanya berkutat mempertahankan daya saing produk nasional dalam persaingan global, Indonesia bisa memacu sektor jasa (services) yang terbukti terus tumbuh dan kian berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Lebih dari satu dekade terakhir, kontribusi sektor jasa terhadap PDB terus naik. Pada 2000, kontribusinya 45%, naik menjadi 60% di 2015. Tahun ini, kontribusi sektor jasa terhadap PDB bisa meningkat di double digit," papar Board of Advisors Indonesia Services Dialogue (ISD) Mari Elka Pangestu di Jakarta, awal Maret ini.
Selain sektor manufaktur, imbuhnya, bisnis layanan itu juga berperan penting lantaran menciptakan lapangan kerja dan daya saing Indonesia.
"Sepanjang 2000-2010, sektor jasa menciptakan 21 juta lapangan kerja, jauh lebih besar daripada manufaktur yang hanya 2,2 juta," terangnya.
Oleh karena itu, sejatinya pemerintah bisa mengandalkan sektor jasa dalam pertumbuhan ekonomi dengan memberi kebijakan yang positif, sebab, sebut Mari, tantangan terbesar sektor jasa di Indonesia ialah belum bisa berekspansi terlalu jauh ketimbang negara ASEAN lain seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
"Ketiga negara itu sangat kuat di sektor layanan pendidikan dan kesehatan. Sektor tersebut telah menjadi sumber devisa baru," bebernya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sekitar 600 ribu orang Indonesia menghabiskan devisa Rp60 triliun-Rp80 triliun per tahun untuk berobat ke Malaysia dan Singapura.
"Sementara itu, Indonesia pada 2014 hanya mampu mengekspor jasa senilai US$23 miliar (Rp31,05 triliun), sedangkan nilai impor jasa US$33 miliar (Rp44,5 triliun)," urainya.
Menurut Mari, untuk bisa berpacu di persaingan global, sektor jasa Indonesia butuh konsistensi kebijakan, antara lain dengan memperkuat kualitas SDM dan teknologi.
Selain itu, sektor ini mesti terus berinovasi, apalagi Indonesia berpotensi menjadi bagian dari global value chain melalui e-commerce yang sudah mulai diperhitungkan.
Memilah potensi sektor
Di kesempatan yang sama, Board of Founder ISD Chris Kanter mengatakan sektor jasa nasional yang paling siap menghadapi persaingan integrasi ekonomi dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ialah jasa logistik dan transportasi.
"Kedua sektor tersebut akan lebih kuat dengan dukungan infrastruktur seperti pelabuhan dan bandara yang bertaraf internasional," ujarnya.
Adapun Executive Director ISD Taufikurrahman mengatakan ISD telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang bisa mendukung pertumbuhan sektor jasa.
"Political will dari level tertinggi pemerintah sangat penting untuk memengaruhi kinerja seluruh sektor perekonomian," tegasnya.
Selain itu, imbuh dia, mesti ada peninjauan kembali daftar negatif investasi agar sektor jasa bisa go global.
Pemerintah perlu memilah sektor jasa mana yang boleh bekerja sama dengan asing dan sektor jasa mana yang tidak boleh digarap asing.
"Kebijakan terakhir ialah penentuan upah minimum yang sesuai kinerja dan produktivitas," tutupnya. (E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved