Indoestri agar yang Kreatif Bertumbuh

Dzulfikri Putra Malawi
20/3/2016 05:00
Indoestri agar yang Kreatif Bertumbuh
(MI/Arya Manggala)

SEBUAH pabrik furnitur yang cukup luas tepat berada di belakang stasiun Rawa Buaya, Jakarta Barat. Sudah pada generasi kedua pabrik itu berdiri dan masih beroperasi hingga saat ini. Namun, sejak November 2014, ada aktivitas yang ditambahkan di sana oleh sang penerus, Leonard Theosabrata, 38.

Baginya, proses ialah fase yang tidak bisa disepelekan wirausaha. Jawaban itu ia temukan setelah lima tahun ia bergelut di Brightspot Market dan toko The Goods Dept, wahana perdagangan produk-produk lokal kreatif.

Tingginya gairah di bisnis kreatif itu terkendala banyaknya para pengusung usaha yang kurang punya persiapan matang. Salah satu masalah paling mendasar ialah kurang bervariasinya produk.

Leo kemudian muncul dengan ide mengembangkan tempat kursus, atau yang kini dikenal sebagai workshop yang dinamai Indoestri Makerspace. ''Leo punya kepedulian terhadap orang-orang yang ingin belajar mengenai proses membuat produk dan mengembangkan industrinya sendiri,'' kata salah satu staf hubungan masyarakat Indoestri, Sisca.

Empat material
Material kayu, besi, tekstil, dan kulit menjadi tiga fokus workshop yang ia sediakan. ''Tempat ini berdiri di atas pabrik milik keluarga. Saya pilih tiga material tersebut karena saya sadar diri. Lokalitas itu artinya sadar terhadap hal yang tidak perlu. Jadi, saya tidak mau ngotot untuk membuka workshop yang saya tidak ketahui materialnya,'' ungkapnya kepada Media Indonesia.

Spirit self made pun akhirnya ditanamkan untuk orang-orang yang mengikuti kegiatan di Indoestri. Mereka yang datang akhirnya tahu sebuah rangkaian proses produksi dan tidak hanya memikirkan bagaimana cara berdagang. Harapannya, spirit ini mampu menimbulkan identitas penjualnya.

Sebanyak 10 staf kini menjadi instruktur workshop. Setiap Sabtu, sebanyak 40-50 orang datang untuk mengikuti berbagai workshop. Produk yang dapat dibuat nantinya menjadi milik peserta. Mulai tas, dompet, sepatu, kursi, hingga busana.

Workshop itu meliputi kegiatan seminar hingga pelatihan membuat beragam produk, mulai tingkatan basis, intermediate, hingga advance dengan tarif mulai Rp500 ribu hingga Rp2 juta. Satu kelas akan didampingi satu instruktur dengan pengawasan keamanan dan keselamatan.

Ekosistem bisnis
Selain workshop, lokasi pelatihan juga kerap disewakan sebagai maker space. Syaratnya sang penyewa menjadi anggota Indoestri terlebih dahulu. Prosesnya menyerupai persyaratan di klub kesehatan. Anggota berhak menggunakan alat-alat di sana untuk
bereksplorasi dengan material yang ada.

''Saya ingin ciptakan ekosistem bisnis yang kondusif dan tanggung jawab. Kalau tidak begitu, wirausahanya hanya mau berdagang dan tidak tahu proses pembuatan. Kalau mereka bangkrut, suplai barang akan turun dan ekosistem bisnisnya jadi terganggu,'' jelas Leo.

Leo menargetkan, dalam rentan waktu tiga tahun, ia akan mampu mencapai break event point dan keuntungan stabil. Ia juga tengah berencana membesarkan Indoestri lebih baik lagi. Selain workshop dan seminar, kini Indoestri juga menyewakan ruang kantor. Indoestri menjadi ekosistem, rumah bagi mereka yang ingin hidup dari kreativitas. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya