Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Kartu Prakerja Kebanjiran Proposal untuk Bermitra

M. Ilham Ramadhan Avisena
07/8/2020 23:13
Kartu Prakerja Kebanjiran Proposal untuk Bermitra
Petugas membantu calon peserta mendaftar Kartu Prakerja(Antara/Moch Asim)

DIREKTUR Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyebutkan, pihaknya telah menerima banyak proposal dari beberapa lembaga maupun perusahaan untuk menjadi mitra program Kartu Prakerja.

“Ada usulan dari calon mitra digital platform, ada 5 calon digital platform baru, 4 calon mitra pembayaran baru, 16 calon lembaga pelatihan baru dan 362 jenis pelatihan baru. Ini sedang kita lakukan assesmen,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (8/8).

Namun Denni enggan mengungkapkan nama-nama perusahaan atau lembaga yang mengirimkan proposal kemitraan tersebut. Ia hanya meminta, baik kepada mereka yang telah bermitra dengan program Kartu Prakerja dan yang akan bermitra untuk mengikuti segala ketentuan dan memenuhi syarat yang berlaku dalam aturan baru.

“Karena regulasinya baru, maka mitra digital platform yang eksisting maupun yang akan datang diharapkan menyesuaikan aturan yang ada. PMO bekerja keras untuk memastikan pemenuhan syarat-syarat yang ada dalam Permenko 11/2020,” pintanya.

Baca juga : Tambah Kuota, Target Kartu Prakerja Selesai Akhir Oktober

Diketahui sejauh ini program Kartu Prakerja memiliki 8 mitra digital platform yakni Tokopedia, Bukalapak, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir dan Sisnaker. Sedangkan jumlah lembaga pelatihan saat ini sebanyak 165 lembaga dengan 1.338 jenis pelatihan yang ditawarkan kepada peserta. Sedangkan 4 mitra pembayaran saat ini ialah BNI, OVO, LinkAja dan Gopay.

Lebih jauh, Denni mengungkapkan, selama pelatihan berjalan kepada peserta gelombang I-III, pelatihan dengan kategori penjualan dan pemasaran menjadi yang paling diminati. Hal itu, diakuinya sejalan dengan data yang diperoleh dari berbagai job platform yang ada.

“Memang lapangan pekerjaan yang paling banyak di 2019 adalah penjualan dan pemasaran. Tapi memang tahun ini memang ada penurunan dari jumlah lowongan pekerjaan yang diposting di job platform. Kategori penjualan dan pemasaran ini dibeli oleh 300 ribu peserta” pungkasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya