Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
AWAL tahun ini, dua pengembang asing mulai menggarap pasar properti Indonesia.
Mereka ialah Tokyu Land Indonesia dan PT Brewin Mesa Development (BMD).
Tokyu Land Indonesia--anak perusahaan Tokyu Land Corporation, pengembang asal Jepang--membangun kondominium Branz Simatupang di kawasan TB Simatupang, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
President Director of Tokyu Land Corporation Hitoshi Uemura mengatakan, pihaknya telah menyiapkan proyek dua menara Branz Simatupang sejak 2012 ketika Tokyu Land Indonesia didirikan.
"Kami menawarkan produk yang memadukan know how (pengetahuan) di Jepang yang dipadukan dengan budaya Indonesia," ujar Uemura pada acara peletakan batu pertama Branz Simatupang, Jumat (4/3).
Branz Simatupang yang diprediksi selesai pada 2018 merupakan hunian kelas atas.
Tokyu Land menawarkan dua tipe unit hunian, yakni tipe tiga kamar tidur (149 m2) dan dua kamar tidur (122 m2) dengan harga sekitar Rp40 juta per meter persegi.
Disebutkan, pelaksana pembangunan Branz Simatupang nyaris 100% menggunakan perusahaan Jepang, mulai perencanaan, konstruksi, hingga pengelolaan.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kozo Honsei, mengutarakan Tokyu Land Corporation merupakan salah satu perusahaan besar di Jepang.
Ia meyakini Tokyu Land mampu membangun kawasan yang mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Ia juga mengutarakan keyakinannya bahwa Branz Simatupang akan banyak diminati pasar karena berada di lokasi strategis, apalagi berada tidak jauh dari stasiun MRT yang saat ini dalam masa pembangunan.
Brewin Mesa
Di sisi lain, PT Brewin Mesa Development (BMD) mengembangkan proyek properti di kawasan Alam Sutera, Tangerang, Banten.
Brewin Mesa akan membangun dua menara apartemen senilai Rp1,3 triliun di atas lahan seluas 8.500 meter persegi dan dengan luas bangunan 90 ribu meter persegi.
Proyek yang masing-masing memiliki 38 lantai itu ditargetkan rampung pada 2018.
"Brewin Mesa optimistis proyek apartemen di Alam Sutera ini akan diterima konsumen dengan baik," kata Presiden Direktur PT Brewin Mesa Development, Bill Cheng, di Jakarta melalui rilisnya yang diterima Media Indonesia, awal pekan lalu.
Brewin Mesa merupakan perusahaan patungan dari dua perusahaan keluarga, yakni Brewin Properties dan Mesa Investment.
Brewin Properties dimiliki keluarga Cheng yang mengendalikan Wing Tai Asia dan Mesa Investment yang dimiliki anggota keluarga Kwee yang mengendalikan Pontiac Land Limited.
"Brewin juga punya misi untuk meningkatkan standar pengembangan realestat di Indonesia lewat pengintegrasian konsep pembangunan internasional terbaru dengan selera dan tradisi lokal," ujar Cheng.
Ia mengemukakan akan berinvestasi untuk jangka panjang di Indonesia karena Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup besar.
Itu terlihat dari demografi dan jumlah penduduk juga yang cukup besar.
Pada proyek pertama Brewin Mesa di Indonesia itu, menurut Cheng, pihaknya menyiapkan tiga tipe unit, yaitu tipe satu bedroom, dua bedroom, dan tiga bedroom.
Perusahaan itu menjualnya dengan harga Rp1,3 miliar hingga Rp3 miliar per unit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved