Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
ARAB Saudi, Iran, dan Kuwait bakal menjadi mitra utama Indonesia untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
Hal itu seiring dengan realisasi kerja sama secara langsung (government to government) dengan tiga negara penghasil utama migas tersebut.
"Indonesia akan membeli minyak mentah dari Arab Saudi, juga minyak mentah dan elpiji dari Iran. Kuwait berminat membangun kilang. Kementerian ESDM menjadi pintu kerja sama dengan Timur Tengah," ucap Menteri ESDM Sudirman Said saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa (8/3).
Arab Saudi, lanjutnya, bahkan siap menambah cadangan minyak dan BBM Indonesia hingga 30 hari atau setara 45 juta barel minyak.
Namun, itu baru diperoleh bila pemerintah menyediakan tangki penyimpanan.
"Arab Saudi akan siapkan 1 bulan stok minyaknya ke sini, kalau kita bisa bangun tangki," kata Sudirman.
Saat ini, cadangan BBM baru merupakan cadangan operasional PT Pertamina (persero), yakni 18-22 hari.
Sementara itu, Iran juga sudah siap menjual produk elpiji ke Indonesia.
"Kita sudah buka jalur, yang belanja Pertamina," ucap Sudirman.
Pemerintah juga bakal membantu penjajakan akuisisi blok migas di Azerbaijan oleh Pertamina.
Rencana tersebut diupayakan sebagai imbal balik pembelian 1 juta barel minyak mentah dari negara pecahan Uni Soviet itu.
"Produksi minyak mereka hampir sama dengan Indonesia, sekitar 800 ribu barel per hari (bph). Namun, mereka surplus 600 ribu bph karena kecilnya jumlah penduduk," kata Dirjen Migas IGN Wiratmaja Puja di kesempatan yang sama.
Lebih jauh ia menegaskan tengah membuat peta jalan terkait jumlah dan lokasi tangki minyak yang akan dibangun dan direvitalisasi.
Pemerintah juga berniat memakai tangki milik kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang sudah tidak digunakan lagi.
"Ada tangki KKKS bisa menyimpan 1,5 juta barel dan saat ini menganggur. Masalahnya, tangki itu tersebar dan aksesnya tidak mudah," tukasnya.
Ia memastikan tidak akan menggunakan dana APBN untuk proyek yang membutuhkan investasi US$17 miliar (Rp 229 triliun) itu.
"Pertamina dan swasta bisa kerja sama," katanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved