PT Garam Tambah Produksi Garam Industri di Madura

Ire/E-4
10/3/2016 00:15
PT Garam Tambah Produksi Garam Industri di Madura
(ANTARA/SAIFUL BAHRI)

PT Garam (persero) akan menambah produksi garam industri chlor alkali plant (cap) sekitar 60 ribu ton per tahun.

Penambahan itu dilakukan perusahaan setelah memiliki pabrik produksi garam di Sumenep, Jawa Timur.

"Kalau masalah clear semua, sekitar Agustus 2016 bisa produksi semua," ungkap Dirut PT Garam Achmad Budiono di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (8/3).

Menurut rencana, imbuhnya, pekan depan pihaknya akan memulai kajian analisis operasional.

Pasokan bahan garam itu berasal dari lahan seluas 400 ha, termasuk tanah ulayat atau tanah milik adat di di pesisir pantai Kabupaten Kupang, NTT.

"Penduduk di sana memiliki tambak garam, tapi masih minim pengalaman produksi garam industri," katanya.

Wilayah tersebut memiliki potensi besar karena kualitas air dan iklim yang mendukung, yakni 9-10 bulan panas matahari, tidak jauh berbeda dengan Australia yang memiliki 11 bulan panas matahari.

Achmad mengaku masyarakat sekitar sudah tertarik bekerja sama dengan PT Garam.

Selama ini masyarakat sekitar berprofesi utama sebagai petani jagung dan padi gogo.

Proyek baru PT Garam itu diperkirakan bisa menyerap lebih dari 1.000 tenaga kerja.

Menurutnya, selain 400 ha yang bakal dikelola bersama masyarakat lokal itu, masih ada sekitar 700 ha dari sekitarnya yang memiliki potensi besar produksi garam industri.

"Kerja sama dengan petani di sana modelnya inti dan plasma selama mereka mau," jelasnya.

Investasi untuk operasional lahan itu, lanjut Achmad , butuh sekitar Rp20 miliar.

Hasil garam industri berkadar NaCl di atas 97% itu diperkirakan mencapai 60 ribu ton per tahun atau sekitar setengah dari pabrik di Sumenep, Madura.

Di sisi lain, kebutuhan garam industri cap sampai 1,7 juta ton per tahun dari kebutuhan total garam industri sebanyak 2,1 juta ton per tahun.

"Jika lahan garam di NTT tersebut beroperasi, sudah mampu menghasilkan sekitar 200 ribu ton per tahun," katanya.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengakui lahan menjadi salah satu kendala untuk mengembangkan industri garam di NTT.

"Padahal kita tahu bahwa alamnya sangat mendukung dan ada sejumlah lahan potensial yang bisa dikembangkan sampai 7.000 ha," sahutnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya