Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PT GARAM (Persero) akan menambah produksi garam industri chlor alkali plant (cap) pada tahun ini setelah memiliki produksi garam di Sumenep Madura. Hal itu diungkapan oleh Direktur Utama PT Garam, R Achmad Budiono usai bertemu dengan Menteri Perindustrian, Saleh Husin di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (8/3).
"Kalau semua ok masalah clear semua sekitar Agustus tahun ini bisa produksi semua. Doakan aja ya," ungkap Achmad. Rencananya minggu depan akan ada kajian analisis segera untuk operasional mulai dari biaya sampai peralatan karena tambaknya sudah tersedia.
Tercatat PT Garam akan mengelola lahan seluas 400 ha yang termasuk tanah ulayat atau tanah milik adat. Tujuan utamanya untuk membantu para petani garam di pesisir pantai Kabupaten Kupang, NTT yang sudah memiliki tambak garam tapi masih minim pengalaman produksi garam industri.
Wilayah tersebut dianggap memiliki potensi yang besar karena kualitas air dan iklim yang mendukung yakni 9-10 bulan panas matahari tidak jauh berbeda dengan Australia yang memiliki 11 bulan panas matahari. Achmad mengaku masyarakat sekitar sudah tertarik untuk bekerja dengan PT Garam bila memang akan mengelola di wilayah mereka.
"Sedang kita rundingkan model kerja sama seperti itu, ada pembagian keuntungan seperti apa," lanjutnya. Selama ini masyarakat sekitar berprofesi sebagai petani jagung dan padi gogo.
Dengan adanya PT Garam maka tenaga kerja sampai tingkat buruh yang dapat terserap mencapai lebih dari 1.000 tenaga kerja. Perkiraan Achmad kebutuhan tenaga kerja itu tidak cukup hanya dari masyarakat lokal tapi akan didatangkan dari luar.
Dari 400 ha yang sudah bakal dikelola bersama masyarakat lokal itu masih ada sekitar 700 ha dari sekitarnya yang memiliki potensi besar produksi garam industri. "Penyelesaian tanah ulayat, model akuisisi lahan enggak bisa yang bisa kita lakukan kerja sama dengan petani di sana. Modelnya inti dan plasma selama mereka mau," jelasnya.
Operasional untuk lahan seluas 400 ha tersebut menurut Achmad membutuhkan dana sekitar Rp20 miliar dari komersial PT Garam sendiri. Hasil garam industri berkadar NaCl di atas 97% itu diperkirakan mencapai 60 ribu ton per tahun atau sekitar setengah dari pabrik di Sumenep, Madura.
Sementara kebutuhan garam industri cap sampai 1,7 juta ton per tahun dari kebutuhan total garam industri sebanyak 2,1 juta ton per tahun. Jika lahan garam di NTT tersebut beroperasi maka pemerintah sudah mampu menghasilkan sekitar 200 ribu ton per tahun.
"Harapan kami sebetulnya minta dukungan yang jelas untuk kurangi importasi garam. Kalau disana sudah produksi, kita minta pasar dibuka jangan ditutup, pasar ditutup maksud saya impor masih besar," tuturnya. Achmad mengharapkan dukungan utama datang dari pemerintah daerah yang bisa mendorong produksi garam industri yang lebih banyak dengan perluasan lahan industri yang ditargetkan mencapai 7.000 ha.
Ketua DPRD Provinsi NTT, Anwar Pua Geno mengungkapkan memang ada masalah lahan yang memiliki hak tanah ulayat. Oleh sebab itu pembicaraan personal dengan penduduk setempat perlu dilakukan dengan mengundang Kementerian Perindustrian ke beberapa daerah potensial lainnya seperti Nagekeo, Mbai, Flores, selain di Kabupaten Kupang.
Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengakui lahan menjadi salah satu kendala untuk mengembangkan industri garam di NTT. "Padahal kita tahu bahwa alamnya sangat mendukung dan ada sejumlah lahan potensi yang bisa dikembangkan sampai 7.000 ha," sahutnya.
Pembukaan dan operasional 400 ha lahan garam paling tidak bisa menjadi batu loncatan pertama untuk mendorong pengembangan lahan potensial lainnya. Saleh juga mengatakan akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Kupang dan Nagekeo untuk mengembangkan industri garam di sana.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka, Harjanto mengungkapkan untuk lahan di Nagekeo memang menjadi kewenangan PT Cheetam Garam Indonesia. "Sampai saat ini sudah under construction 50 ha dari target 1.000 ha itu bolak-balik kita tekan," lanjutnya.
Untuk lahan seluas 400 ha di Kabupaten Kupang yang telah memiliki desain lahan garam, Harjanto mengungkapkan kebutuhan dana segar untuk berproduksi di sana mencapai Rp25 miliar. Realisasi pun akan dilakukan secepat mungkin dengan perkiraan tengah tahun ini akan selesai. (OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved