Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Penanganan Pandemi Penting untuk Jadi 5 Besar

Hilda Julaika
23/7/2020 06:25
Penanganan Pandemi Penting untuk Jadi 5 Besar
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan pandemi COVID-19 di Istana Merdeka.(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

PENANGANAN pandemi covid-19 akan memenga­ruhi pencapaian Indonesia sebagai negara dengan perekenomian terbesar kelima pada 2024 seperti prediksi yang dibuat World Bank dan International Monetary Fund (IMF).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan prediksi tersebut merupakan motivasi bagi Indonesia. Namun, pencapaian hal itu bergantung juga pada kebijakan yang tepat dalam penanganan pandemi covid-19.

“Pemerintah harus terus melakukan kebijakan yang tepat dalam rangka penanganan pandemi covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional,” ujar Febrio melalui keterangan resminya, kemarin.

Dengan demikian, dampak krisis diharapkan dapat diminimalkan dan perekonomian segera bangkit.

Pihaknya pun menjelaskan, secara umum, pada 2024 akan terjadi pergeseran susunan perekonomian terbesar di dunia. Asia akan semakin mendominasi posisi lima teratas, menggeser posisi beberapa negara Eropa. Setelah Tiongkok dan Jepang yang saat ini sudah berada di posisi lima besar.

“Indonesia dan India diprediksi akan menggantikan posisi Inggris dan Jerman. Selain basis 2020 yang penting, salah satu alasan di balik pergeseran dominasi ekonomi ini adalah pertumbuhan kelompok kelas menengah di Asia,” imbuhnya.

Selain kelas menengah, sambungnya, sisi demografi turut berkontribusi positif pada pergeseran dominasi Asia.

Menurut World Economic Forum, di saat Tiongkok terus melandai pertumbuhannya seiring dengan populasi penduduknya yang menua, Indonesia, Filipina, dan Malaysia justru menjadi juara perekonomian Asia dengan didukung meningkatnya angkatan kerja.

Dalam kaitan mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapang­an kerja itulah, faktor investasi menjadi penting.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pihaknya telah merealisasikan  investasi mandek Rp410 triliun. Jumlah itu setara 58% dari total investasi mandek sebesar Rp708 triliun.

“Dari Rp708 triliun sudah eksekusi sebesar Rp410 triliun atau 58% dari total investasi yang mandek,” ujar Bahlil.

Pihaknya pun memastikan pada 2020 ini akan fokus untuk menyelesaikan sisa investasi yang masih mangkrak.

Terjadi pergeseran

Dalam kesempatan berbeda, Presiden Direktur PT Bank Maybank Indonesia Tbk Taswin Zakaria mengatakan pandemi telah mempercepat pergeseran.

Akibat pandemi, timbul keharus­an social distancing dan physical distancing serta pembatasan lalu lintas baik antarkota maupun antarnegara. Hal itu telah menghambat aktivitas perdagangan, rantai suplai, distribusi produk, dan jasa di hampir semua industri.

“Menginjak era new normal, survival bisnis sangat bergantung pada kemampuan dan kecepatannya untuk beradaptasi dengan kondisi pasar agar dapat mempertahankan kelangsungan, produktivitas maupun menjaga profitabilitas bisnis, ” ujar Taswin dalam Maybank Economic Outlook 2020 yang dilakukan secara virtual, kemarin.

Menurutnya, semua pihak diharuskan beradaptasi dengan masa ini agar bisa menjemput kesempatan (opportunity) baru. Pelaku ekonomi seperti e-commerce dan financial technology (fintech) terlihat lebih siap.

Dalam kesempatan yang sama CEO Blibli.com Kusumo Martanto mengatakan kebiasaan konsumen saat ini telah sepenuhnya bergeser. Selama pandemi  Blibli.com mengalami pertumbuhan yang tinggi. (Des/E-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya