Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
CADANGAN batu bara nasional diperkirakan tidak akan mencukupi untuk pasokan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang mendominasi proyek 35 ribu megawatt (Mw).
Penurunan cadangan batu bara dari 32,3 miliar ton di 2014 menjadi 7,3-8,3 miliar ton pada 2015 hanya cukup untuk daya kurang dari 20 ribu Mw.
"Padahal, PLTU di 35 ribu megawatt itu untuk 25-30 tahun. Tingkat profitabilitas sektor batu bara jatuh pada titik terendah. Stripping ratio menurun dari 9,7 kali di 2011 menjadi 7,5 kali di 2013," ujar Ketua III Bidang Pajak, Keuangan dan Investasi, Riset dan Statistik, Pendidikan dan Pelatihan Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Dharma Djojonegoro, di Jakarta, Senin (7/3).
Selain itu, earnings before interest, tax, depreciation and amortization (EBITDA) emiten batu bara turun dari US$6,5 miliar pada 2011 menjadi US$2,6 miliar pada 2014.
"Di 2015 terus turun 15%," tuturnya.
Sementara itu, dari sisi belanja modal, ada penurunan sekitar 79% dari US$1,9 miliar pada 2012 menjadi US$400 juta pada 2015.
"Untuk 2016 ini saja menurun 10%-20%," ucapnya.
Ketua umum APBI, Pandu P Sjahrir, menambahkan pemerintah bisa mempertimbangkan penerapan sistem harga berbasis biaya produksi (cost-based pricing system) untuk batu bara dalam negeri bagi kegunaan PLTU.
"Dengan demikan, pemerintah memperoleh satu jaminan kepastian untuk menghindari krisis pasokan batu bara untuk PLTU," jelas Pandu.
Selain itu, imbuhnya, kebijakan itu diharapkan akan menstimulasi investasi dan eksplorasi batu bara.
"Mendorong perencanaan tambang jangka panjang dan menstabilkan keekonomian cadangan batu bara yang mungkin akhirnya bertujuan menjamin ketersediaan batu bara untuk PLTU," bebernya.
Harga komoditas tambang itu menurun drastis sejak 2012 dan membuat produsen menghentikan produksi.
Permintaan dalam negeri saat ini 80-90 juta ton per tahun.
Jumlah itu belum cukup untuk membuat produsen menambang lebih banyak batu bara.
Ditambah juga permintaan dari Tiongkok dan India sebagai pasar ekspor terbesar yang sedang melambat.
"Kemungkinan 2030 batu bara kita sudah tidak cukup. Maka akan impor," tandas Pandu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved