Pedagang Ambil Untung Terlalu Banyak dari Beras

Jes/Pra/Tes/E-3
02/3/2016 03:25
Pedagang Ambil Untung Terlalu Banyak dari Beras
(ANTARA/BASRI MARZUKI)

BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis terjadinya kenaikan harga gabah di level petani hingga harga beras di level pengecer pada Februari 2016. Namun, kenaikan harga gabah di petani tidak sebesar kenaikan harga beras di tingkat pedagang besar dan pengecer.

Kepala BPS Suryamin menyebut harga gabah di level petani pada Februari 2016 hanya naik 0,1% ketimbang Januari 2016. Sementara itu, harga beras di penggilingan naik 0,77%, di tingkat pedagang grosir naik 0,99%, dan di pedagang eceran naik 0,43%. Kondisi itu dinilai tidak sejalan karena pedagang menaikkan harga jauh lebih besar daripada petani.

"Petani menaikkan harganya hanya 0,1%, sedangkan pedagang menaikkannya 0,77% jadi tujuh kali lebih besar dari petani, grosir malah 9 kali lipat. Mereka kebanyakan ambil untungnya," cetusnya di Kantor BPS Jakarta, Selasa (1/3). Namun, kenaikan harga gabah dan beras itu tidak mencerminkan kesejahteraan petani. BPS mencatat nilai tukar petani (NTP) justru merosot. Secara total, NTP pada Februari 2016 turun 0,31% ketimbang Januari 2016.

Melalui sambungan telepon, pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas menilai penurunan NTP tanaman pangan dipicu masuknya panen raya beras.

Dia menampik BPS harga gabah di level petani naik. Menurutnya, harga gabah di tingkat petani justru anjlok di bawah harga pembelian pemerintah (HPP), yakni sekitar Rp2.900-Rp3.400 per kg. Padahal, HPP gabah Rp3.700 per kg. "Itu sudah sangat rendah. Di sini lain, harga beras sangat tinggi, cenderung naik meski kenaikannya kecil."

Di sisi lain, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Spudnik Sujono mengatakan ketersediaan pasokan bawang merah secara nasional aman, kendati dalam sepekan terakhir di pasar eceran mengalami kenaikan.

"Saya pastikan barang ada, stok aman, karena saya melihat sendiri ke lapangan, dari mulai yang ditanam, hingga yang dipanen, semua ada," ucapnya di Jakarta, kemarin.

Menurut Spudnik, kenaikan harga disebabkan permainan beberapa pedagang besar. Sementara itu, upaya pemerintah menekan harga jual komoditas daging sapi melalui operasional kapal angkut ternak terus berjalan. Hingga 1 Maret 2016, kapal ternak KM Camara Nusantara I milik Kemenhub telah mengangkut 1.499 ekor sapi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya