Pertamina Tambah 10 Kapal

Dero Iqbal Mahendra
27/2/2016 22:11
Pertamina Tambah 10 Kapal
(ANTARA/Yudhi Mahatma)

PT PERTAMINA (Persero) mengungkapkan pihaknya akan mendapat tambahan 10 kapal lagi untuk armada mereka pada awal tahun depan. Saat ini Pertamina telah memiliki total armada sebanyak 66 kapal dan tahun depan akan meningkat menjadi 76 kapal.

"Dari total 10 kapal tersebut, 2 kapal di produksi di China, sedangkan 8 lainnya diproduksi di Indonesia. 2 Unit di kerjakan PT. Anggrek Hitam Shipyard Batam, 3 dikerjakan PT. Daya Radar Utama di Lamongan, dan 3 lainnya dikerjakan oleh PT Multi Ocean Shipyard di Karimun," terang New Ship project coordinator Pertamina, I Ketut Sudana dalam kunjungannya ke PT Daya Radar Utama di Lamongan, Jawa timur Sabtu (27/2).

Dirinya mengungkapkan bahwa 3 kapal yang dibangun di PT Daya Radar Utama memiliki ukuran sebesar 17,5 Ribu LTDW dan ditujukan untuk jenis general purpose (GP). Ketiga kapal tersebut natinya akan digunakan untuk mengangkut crude oil (minyak mentah) dengan muatan masing masing sebesar 23 ribu meter kibik minyak mentah.

Ketut menambahkan bahwa kapal yang di bangun tersebut nantinya akan berstandar internasional dan mengikuti keamanan lingkungan. Salah satunya adalah dengan desain cargo yang memiliki dua dinding layaknya termos guna meminimalisir resiko kebocoran minyak.

"Kita mengembangkan kapal pertamina sejalan perkembangan isu lingkungan, sehingga kapal nantinya akan memiliki tingkat safety yang lebih lebih tinggi. Selain itu juga memiliki fasilitas water ballas treatment plan yang membunuh semua mikro organisme di air guna mencegah perpindahan mikro organisme negara lain melalui tangki air," terang Ketut.

Untuk harga kapal tersebut diungkapkan Ketut, perkapalnya dapat mencapai US$23 juta untuk ukuran 17,5 LDWT.

Dalam kesempatan yang sama Direktur teknik dari PT Daya radar Utama, M. Affandi menjelaskan bahwa kapal milik pertamina tersebut memiliki Panjang 157 meter, lebar 28 meter dan tinggi 12 meter. Kapal tersebut ditujukan untuk pelayaran antar samudra sehingga harus sesuai dengan standar internasional.

"Hal tersebut menyebabkan TKDN kapalnya sendiri masih 30% dan 70% komponen lainnya masih di impor karena keterbatasan industri pendukung di Indonesia. TKDN setiap kapal memang berbeda sebab sangat bergantung dari permintaan dari client," jelas Affandi.

Meski begitu dirinya sangat bersyukur dengan pemesanan dari Pertamina. Sebab dengan menekankan standar internasional maka pihak nya tertantang dan mendapatkan alih teknologi dari pertamina dari pengalaman pertamina di luar negeri.

Affandi mengungkapkan bahwa untuk membangun satu kapal milik Pertamina tersebut diperkirakan akan memakan waktu hingga 24 bulan. Sedangkan untuk serapan tenaga kerjanya sendiri untuk ketiga kapal tersebut dapat mencapai 1.500 orang.

Untuk progres dari kapalnya sendiri saat ini satu dari ketiga kapal sudah memasuki progres hingga 80%. Sedangkan kedua kapal sisanya saat ini progresnya masih di 60% dan juga 40%. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Aries
Berita Lainnya