Pemerintah Incar Level Suku Bunga Kredit 9%

Arv/E-2
24/2/2016 03:55
Pemerintah Incar Level Suku Bunga Kredit 9%
()

RATA-RATA suku bunga kredit perbankan ditarget ada di 9% pada akhir tahun ini. Suku bunga kredit yang lebih rendah diharap memacu investasi masuk sehingga perekonomian pun bisa tumbuh lebih tinggi.

"Investasi akan naik kalau bunga turun," ujar Menko Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, di Jakarta, Selasa (23/2). Eks gubernur bank sentral itu meyakini suku bunga kredit bisa ditekan ke 9%.

Saat ini, rerata suku bunga kredit bank di atas 10%. Namun, imbuhnya, bukan berarti pemerintah akan mengatur bank guna menurunkan suku bunga kredit. "Yang kita atur itu penyebab tingkat bunga tinggi," ujarnya.

Umpama, dengan menerapkan batas atas pada suku bunga deposito terkait penempatan dana kementerian/lembaga dan BUMN. Dengan berkurangnya biaya dana, ruang bank menurunkan suku bunga kredit diharap melonggar. "OJK akan mengambil langkah agar special rate deposito yang diminta pemilik dana besar tidak boleh lebih dari 100 basis poin di atas BI rate," ujar Darmin.

Adapun suku bunga deposito bank pelat merah, lanjutnya, akan diarahkan sekitar 1% di atas angka inflasi.

Pihaknya bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyiapkan strategi yang mampu menstimulasi perbankan Tanah Air mengurangi margin bunga bersih (net interest margin/NIM). "Sehingga NIM bergerak jadi 3%-4%. Sekarang masih ada yang 6%," cetus Menko.

Selain pembatasan suku bunga dana itu, pemerintah akan mengendalikan laju inflasi agar tidak melebihi 4%. "Lebih dari itu, suku bunga dana akan naik," ucap Darmin.

Ia menambahkan, bank tidak perlu takut profit amblas. Perbankan Indonesia selama ini mencatatkan rasio keuntungan tertinggi di antara industri serupa di negara-negara lain. "Bank kita itu return on equity dan return on asset-nya paling tinggi sedunia. Boleh tinggi, tapi jangan paling tinggi juga," ujarnya.

Saat menanggapi rencana pemerintah dan regulator, CEO Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan tidak cemas. Ia menilai masih banyak ruang lain untuk mengejar pendapatan. "Yang penting kinerja perusahaan bisa tetap positif," jelasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya