Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
DI tengah suramnya panen padi di musim rendeng saat ini, petani di sejumlah daerah mengharapkan Perum Bulog makin aktif menjemput gabah petani. Langkah itu diyakini akan membantu menstabilkan harga gabah di tingkat petani sebelum 'dirusak' para tengkulak.
Sejak beberapa hari terakhir, pergerakan harga gabah di sejumlah daerah memang tak menggembirakan petani. Intensitas hujan tinggi dan banjir yang melanda daerah-daerah itu membuat kualitas gabah merosot. Kondisi itu menyebabkan harganya terpuruk.
"Harga gabah jatuh, Mas," keluh Sunarko, petani di Kecamatan Plumpang, Tuban, kepada Media Indonesia, kemarin.
Ia mengaku gabah hasil panennya hanya dihargai Rp3.400-Rp3.500 per kg. Padahal, pada musim kemarau lalu, harga gabah masih bisa mencapai Rp5.000 per kg.
"Susah jadi petani. Lima tahun ini kami merugi terus karena banjir," imbuh Warnoto, petani lainnya.
Di Boyolali, Jawa Tengah, kondisinya tak jauh beda. Dalam dua minggu terakhir gabah panen petani dihargai Rp3.300/kg, lumayan jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) yang dipatok Rp3.750.
Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Samidi menuturkan kondisi itu amat mungkin akan terus terjadi hingga puncak panen raya Maret mendatang.
Karena itu, tegasnya, agar petani tertolong, pemerintah melalui Bulog harus cepat terjun ke lapangan menjemput gabah. "Jangan sebaliknya malah tengkulak yang cepat mendekati petani dengan harga murah," tukasnya.
Hal itu diamini Mahpudin, petani dari Desa Wargasetra, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat. Ia menyebut kondisi gabah yang berkualitas buruk akibat musim basah kerap dimanfaatkan tengkulak untuk menekan harga.
"Tengkulak sering menekan harga gabah di petani karena pemerintah (Bulog) tidak pernah berani menawar lebih tinggi," ujarnya.
Namun, Mahpudin cukup beruntung karena gabahnya masih dihargai di atas HPP. "Kemarin ada tengkulak yang menawar hingga Rp4.000-Rp4.200 per kg," ucapnya.
Di Kabupaten Malang, harga gabah turun bukan lantaran bencana, melainkan karena adanya panen raya. Pemilik penggilingan padi Makmur di Singosari, Malang, Munif Maulidi menyebut harga gabah turun Rp300-Rp400 per kg. "Sebelumnya harga gabah kering sawah Rp4.800-Rp4.900 per kg, kini Rp4.500 per kg."
Siap beli
Saat dimintai konfirmasi, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan siap membeli gabah petani yang disebut harganya di bawah HPP sepanjang memenuhi persyaratan. "Justru kita senang sekali, langsung sebanyak-banyaknya beli kalau ada harga gabah di bawah HPP, tapi (dilihat) itu berapa kadar airnya dan berapa harga ditawarkan," ujarnya.
Menurut Djarot, mungkin harga gabah yang jatuh tersebut berkaitan dengan gabah bekas banjir yang terendam, sedangkan untuk gabah kering atau basah yang sesuai ketentuan, ia yakin tidak ada yang harganya di bawah HPP. "Biasanya sih enggak ada, enggak mungkin lolos karena kami setiap pagi dan sore monitor terus," jelas Djarot.
Sesuai dengan ketentuan resmi dari Kementerian Pertanian, gabah kering panen dihargai Rp3.700 per kg dengan kadar air 25%. Jika misalnya karena musim hujan kadar air gabah mencapai 30%, ada rafraksi harga menjadi Rp3.300 per kg.
Meski demikian, ia tetap akan memerintahkan tim Bulog di daerah mengonfirmasi keluhan-keluhan petani itu. (YK/CS/WJ/BN/E-1)
irene@mediaindonesia.com
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved