Dirundung di Medsos karena Hina Konsumen

MI
28/1/2016 12:02
Dirundung di Medsos karena Hina Konsumen
(MI/Seno)

RASANYA, ungkapan konsumen adalah raja, mesti diingat kembali oleh para pelaku pasar. Pasalnya, tak jarang konsumen mendapat perlakuan tidak pantas atau penghinaan dari pedagang, apalagi di era serbamedia sosial saat ini.

Seperti yang baru saja dialami oleh pemilik akun media sosial (medsos) Twitter, Febby Ulfa Safila, yang niat awalnya hanya ingin berkeluh kesah soal fasilitas parkir di pusat perbelanjaan Lippo Mall Puri, Jakarta, lewat cicit di lini masa medsos tersebut.

Dalam cicitnya pada Selasa (26/1), Febby mengeluh tidak ada keterangan yang jelas mengenai fasilitas tempat parkir di pusat perbelanjaan itu.

Namun, bukannya dibalas dengan penjelasan, keluhan Febby malah ditimpali kalimat bernada menghina, bahkan dilabeli kere oleh akun Twitter Lippo Mall Puri.

Media sosial memang jurus ampuh untuk menyebar informasi. Syahdan, tidak sampai 1 jam, potongan gambar yang memuat cicit menghina itu sudah beredar luas di jagat maya. Tagar #KamiKereLippoMall pun segera menjadi trending topic di Twitter. Netizen heboh.

Komentar yang keluar dari para netizen pun bermacam-macam. Ada yang lucu, menyindir halus, tapi tak sedikit pula yang merembet ke sentimen SARA.

Yang menarik, ada juga yang memanfaatkan momentum itu untuk menyampaikan 'propaganda' positif. Seperti akun @Octo_Toyz23 yang mengirim cuitan 'Mari kita bersama-sama bangkitkan kembali pasar tradisional alami kita yang sudah mulai menghilang akibat modernisasi, #KamiKereLippoMall'.

Melihat hal tersebut, pihak Lippo Mall Puri segera melakukan klarifikasi. Mereka menegaskan, cicit balasan tersebut bukan berasal dari pemegang akun resmi. Perusahaan mengklaim akun Twitter milik mereka telah diretas dan digunakan untuk hal-hal yang merugikan.

Head of Corporate Communication Lippo Group Danang Kemayan Jati pun memastikan akun tersebut telah diretas.

Dia juga menyampaikan pihak Lippo sudah melayangkan laporan tindak kriminal ke polisi, dan meminta untuk segera dilakukan pelacakan peretas.

"Kami tidak mungkin seperti itu. Kami sangat menyayangkan adanya kejadian ini, sebab konsumen menjadi tidak nyaman, dan reputasi kami jadi buruk," tutur Danang kepada Media Indonesia melalui sambungan telepon, Rabu (27/1).

Selain itu, dia pun menyampaikan pihaknya akan mengajak bertemu konsumen pemilik akun yang secara tidak sengaja menjadi dihina karena kejadian peretasan akun resmi perusahaan itu. "Kami akan meminta maaf secara tatap muka langsung kepada Ibu Febby."

Terlepas dari hal itu, kejadian itu membuktikan penjual tak boleh menyepelekan postulat 'konsumen adalah raja', terlebih di zaman ketika medsos telah menjadi media penyampai kritik yang amat ampuh.

Akan tetapi, bukan berarti pula konsumen dapat melakukan tindakan semena-mena kepada pedagang. Dalam hukum pasar, pembeli dan penjual saling membutuhkan. Maka, mari bersama-sama saling menghargai. (Anastasia Arvirianty/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya