Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Pelaku Usaha Mulai Lirik PLTS Atap

Andhika Prasetyo
20/6/2019 14:00
Pelaku Usaha Mulai Lirik PLTS Atap
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonsia (AESI) Andhika Prastawa (kedua dari kanan) sedang memaparkan pentingnya PLTS Atap.(MI/Andhika Prasetyo)

BELASAN perusahaan secara nyata telah mendukung Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) dengan memasang sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap.

Penggunaan pembangkit listrik yang ramah lingkungan itu mulai diterapkan guna menghemat kebutuhan energi untuk operasional perusahaan.

Dengan cara itu, mereka juga berperan mengurangi konsumsi bahan bakar fosil yang belakangan ini berkontribusi besar terhadap defisit neraca perdagangan.

Berdasarkan riset Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi, Indonesia telah menjadi net importir minyak bumi sejak 2004 dan akan menjadi net importir gas alam pada 2028 serta batu bara pada 2038 mendatang.

"Kita akan mengalami krisis energi dalam 30 tahun ke depan. Ancaman itu nyata jika kita terus mengeksploitasi energi fosil. Maka dari itu, sebagai alternatif, kita harus mulai mengembangkan energi dari sumber daya alam terbarukan," ujar Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonsia (AESI) Andhika Prastawa di Jakarta, Kamis (20/6).

Baca juga: Kurangi Ketergantungan PLN, Ponpes di Kediri Bangun PLTS Mandiri

Dalam hal ini, energi surya dianggap sebagai yang paling kompetitif. Energi tersebut memiliki potensi paling besar dibandingkan energi baru dan terbarukan lainnya yakni mencapai 200 ribu megawatt per tahun.

Sementara, kapasitas terpasang baru sebesar 90 megawatt, masih sangat jauh di bawah potensi yang ada.

"Akan sangat mubazir jika kita tidak manfaatkan ini secara maksimal," ucapnya.

Xurya, perusahaan rintis (startup) lokal yang fokus pada pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan, mengungkapkan, dengan mengoperasikan PLTS atap secara tepat, penghematan yang bisa dilakukan dalam operasional bisnis bisa mencapai 30%.

"Mereka akan bisa merasakan langsung efisiensi pada bulan pertama karena sudah mampu menghasilkan energi untuk listri sendiri," ujar pendiri Xurya Eka Himawan.

Adapun, Vice President of Corporate Communication Tokopedia Nuraini Razak mengatakan, sebagai perusahaan teknologi, pihaknya sangat mendukung penggunaan energi alternatif yang inovatif.

"Dengan mendukung inisiatif ini, kami harap dapat menjadi satu langkah maju bagi pengembangan energi terbarukan di Tanah Air sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam hal penghematan energi fosil," tuturnya.

Hingga saat ini, tercatat ada 14 perusahaan yakni Bika Living, PT Bukit Jaya Semesta, Ciputra World 2 Jakarta, Dermaster, Grand Hyatt, PT Himawan Putra, Indonesia Utama Mineral, PT Mandala Multivest Capital, Plaza Indonesia Realty, PT Mega Manunggal Property, PT Monde Mahkota Biskuit, PT Mulia Bosco Sejahtera, Tokopedia dan Wisma 77 yang telah menggunakan jasa Xurya dalam pemasangan panel surya di lokasi kerja masing-masing. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya