Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GELARAN Annual Meeting International Monetart Fund (IMF) - World Bank yang diselenggarakan di Bali bisa menjadi ajang bagi Indonesia untuk 'jualan' investasi di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada Tony Prasetiantono mengatakan, Indonesia juga bisa menunjukkan bahwa pemerintah berupaya meningkatkan daya saing melalui proyek-proyek infrastruktur.
"Kita tunjukkan kepada mereka bahwa pemerintah begitu concern meningkatkan daya saing melalui proyek-proyek infrastruktur sehingga layak menjadi lahan investasi," kata Tony saat dihubungi, Sabtu (6/10).
Dengan diselenggarakannya IMF di Bali, menurut Tony, investor asing bisa mendapat gambaran iklim investasi Indonesia. Bali menjadi promosi luar biasa bagi Indonesia, terlebih patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) baru saja selesai.
"Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk “jualan” investasi. Dengan melihat Bali, diharapkan investor dapat diyakinkan mengenai potensi Indonesia," tuturnya.
Sebagai gelaran yang besar pengaruhnya bagi perekonomian dunia, acara ini dinilai berpengaruh besar bagi perekonomian dunia. Kendati demikian, Indonesia juga tidak bisa serta merta berkontribusi menstabilkan kondisi ekonomi dengan adanya IMF World Bank karena ekonomi Indonesia tidak sebesar India dan Tiongkok.
Menurut Tony, justru pada situasi sekarang, forum IMF World Bank perlu mendesak Amerika Serikat (AS) untuk menjadi bagian dari solusi dari perekonomian dunia yang terkena turbulensi akibat kenaikan suku bunga dan perang tarif.
"AS tidak boleh hanya mementingkan diri sendiri (perekonomiannya kini sangat kuat), namun juga memikirkan 'rest of the world'," imbuh Tony.
Hal ini seharusnya mudah dilakukan lantaran IMF-World Bank berkantor di Washington DC. Mestinya keduanya bisa berkomunikasi dengan baik dengan The Fed dan pemerintah AS. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved