Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
NILAI tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis (4/10) pagi menyentuh Rp15.120 per dolar AS. Menanggapi itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan bahwa angka tersebut masih terbilang aman.
"Aman, yang penting suplai dan demand-nya masih jalan. Dan banking sector juga kuat. Capital Adequacy Ratio (CAR) juga di atas 20%. Banking sector resiliensinya bagus," kata Mirza saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (4/10).
Terkait likuiditas perbankan sendiri, dikatakan Mirza, pihaknya selalu memperhatikan hal tersebut. Kenaikan suku bunga yang dilakukan BI pun, dinilainya, masih terkendali.
"Saat ini likuiditas masih cukup. BI pasti memperhatikan itu. Jadi, kalau kurs jangan lihat angka 15 ribunya, tapi lihat bagaimana volatilitasnya, bagaimana suplai dan demand-nya," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan bahwa pihaknya terus memonitor pergerakan nilai tukar Rupiah. Pasalnya, itu juga berdampak kepada anggaran.
"Jadi untuk anggaran, kami melihat dampaknya. Tapi, dampaknya masih bisa dikelola. Dampak pelemahan Rupiah sebenarnya tidak hanya mempengaruhi anggaran, tapi keseluruhan ekonomi," katanya.
Kendati nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS kini sudah menyentuh 15 ribu, Suahasil meyakini bahwa Bank Indonesia akan menjaga stabilitas Rupiah tersebut. Ia pun masih belum bisa menyampaikan apakah asumsi nilai tukar Rupiah di dalam RAPBN 2019 akan diubah atau tidak.
"Nanti di Raker ya," pungkasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved