Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MANTAPNYA kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) dalam beberapa tahun belakangan mendapat acungan jempol dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahkan, Presiden sempat meminta agar capaian ekspor produk pertanian ditiru sektor lainnya. Ekspor komoditas pertanian memang tengah melonjak. Berdasarkan data BPS, pada 2017 terjadi peningkatan ekspor 14,85% jika dibandingkan dengan setahun sebelumnya. Nilainya mencapai US$623,9 juta atau setara dengan Rp8,5 triliun.
Total, ekspor pertanian di 2017 mencapai Rp441 triliun atau naik 24,47% ketimbang capaian pada 2016. Adapun nilai ekspor komoditas pertanian pada April 2018 mencapai US$298,5 juta atau tumbuh 6,11% (month-tomonth) dan 7,38% (year on year).
Sementara itu, bicara soal volume ekspor peternakan, tahun ini ekspor domba meningkat 1.000% dari sebelumnya. Pada 28 Juni 2018, Indonesia mengekspor domba ke Malaysia sebanyak 60.000 ton. “Saya mengapresiasi ekspor domba tahun ini. Belum lama, kita baru mengekspor 2.400 domba dari Surabaya ke Malaysia,” kata Presiden dalam suatu kesempatan.
Adapun negara-negara tujuan ekspor peternakan terbesar ialah Hong Kong (23,10%) dan Tiongkok (21,96%). Khusus untuk Jepang, ekspor produk peternakan Indonesia mencapai 24% pada tahun lalu. Saat ini, produk peternakan Indonesia sudah mampu menembus lebih dari 110 negara.
Prestasi pun ditorehkan ekspor hortikultura yang naik tajam pada 2017, khususnya ekspor bawang merah yang mencatatkan lonjakan 953,5% menjadi 7.750 ton. Sejak 2015, Kementan memang giat mengembangkan kawasan cabai dan bawang merah di luar Jawa sehingga tidak lagi bergantung pada sentra di Jawa.
Hasilnya, mulai 2016 pemerintah menyetop total impor bawang merah. Padahal, tahun sebelumnya Indonesia masih mengimpor 17.429 ton bawang merah. Lebih lanjut, Indonesia bahkan mampu mengekspor bawang merah ke beberapa negara ASEAN. Sepanjang tahun ini, Indonesia telah mengekspor bawang merah 5.600 ton dan diprediksi total ekspor bawang merah akan mencapai 15.000
ton.
Selain berupaya meningkatkan produksi pertanian, Mentan juga terus berusaha melindungi komoditas pertanian dan petani dalam negeri. Barubaru ini Mentan telah memblack list 10 importir bawang putih dan 5 importir bawang merah. Mereka telah curang menjadikan bawang bombai mini sebagai bawang merah dan meraup keuntungan Rp1,24 triliun. Akibatnya petani bawang di dalam negeri merugi.
Dengan langkah tegas itu, Mentan berharap para petani bawang terlindungi sehingga harga komoditasnya tetap stabil di pasar dan mereka bisa terus berproduksi untuk kesejahteraannya. Moncernya produktivitas pertanian nasional berimbas pada kontribusi sektor pertanian dalam menyumbang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). PDB pada triwulan II 2018 meningkat 9,93% (q-to-q) bila dibandingkan dengan di triwulan I 2018.
Kontribusi sektor pertanian itu merupakan yang tertinggi ketimbang sektor lainnya seperti jasa perusahaan yang sebesar 3,37% dan jasa lainnya yang hanya 3,30%. Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi mengapresiasi sumbangsih sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan kesuksesan itu membuktikan bahwa pertanian Indonesia tumbuh sangat pesat dan pertumbuhan dalam segala varietas di pertanian itu menjadi bagian tersendiri bagi dinamika masyarakat.
Keberhasilan Kementan RI juga mendapat apresiasi dari Organisasi Pangan Dunia (FAO). Asisten Dirjen FAO/ Kepala FAO Regional Bangkok (ADG FAO Bangkok), Kundhavi Kadiresan, memuji kenaikan produksi pertanian Indonesia. Dengan adanya kenaikan produksi itu, Indonesia berpeluang meningkatkan terus ekspor produk pertanian.
Program bekerja
Kementan juga terus menggiatkan upaya pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dari data BPS, persentase penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2018 turun 7,5% jika dibandingkan dengan Maret 2017. Penurunan itu lebih besar ketimbang penurunan pada Maret 2017 dari Maret 2016 yang hanya 3,2%. Itu bukti nyata bahwa kinerja pangan era Menteri Amran berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di perdesaan.
Tahun ini, guna menekan terus angka kemiskinan di perdesaan, Mentan meluncurkan Program #Bekerja, yakni Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera. Program #Bekerja menyasar penuntasan kemiskinan pada 100 kabupaten dan 1.000 desa.
Penduduk miskin didata satu per satu dan diidentifikasi kebutuhannya. Program kemudian difokuskan pada satu wilayah penduduk miskin yang dikelompokkan menurut klaster.
Untuk setiap rumah tangga miskin dalam klaster diberi bantuan 50 ayam per rumah tangga, 120 bibit cabai, 50 m2 aneka sayuran, pohon pisang, durian, kambing, serta paket dukungan kandang.
Diberikan pula pakan, vaksin, handsprayer, dan lainnya, serta pendampingan kewirausahaan. Dalam jangka empat bulan, paket program itu ditargetkan menambah penghasilan sekitar Rp2,56 juta per rumah tangga miskin per bulan.
Di sisi lain, Kementan bersama MUI telah merilis Program Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pondok Pesantren pada Sektor Pertanian dan Peternakan. Mentan yakin, jika umat bisa digerakkan, produksi dan daya saing pangan Indonesia bisa ditingkatkan di kancah global.
Kerja sama dengan MUI dan KMSN di era pemerintahan Jokowi-JK ini ialah yang pertama dalam sejarah. Bahkan, Ketua MUI Maruf Amin menyebut Mentan Andi Amran Sulaiman sebagai menteri pertama yang merespons secara kelembagaan arus baru pertumbuhan ekonomi umat.
FAO Apresiasi Kinerja
Kementerian Pertanian Asisten Dirjen FAO/Kepala FAO Regional Bangkok (ADG FAO Bangkok), Ms. Kundhavi Kadiresan, menyampaikan apresiasi atas capaian Pemerintah RI di sektor pertanian. Secara khusus, ADG FAO mengapresiasi pelaksanaan program asuransi pertanian dan sistem informasi pemantauan pertanian.
Asuransi pertanian (khususnya crop insurance) Indonesia dapat diterapkan dengan baik, di negara lain tidak mudah menerapkan program asuransi. Mengapresiasi sistem informasi kalender tanam berbasis teknologi yang dapat diakses secara cepat oleh petani dan penyuluh melalui smartphone serta mendorong diaplikasikannya e-agricultural secara lebih luas.
Selain itu, Kundhavi juga menyarankan dengan adanya kenaikan produksi ini, Indonesia berpeluang untuk melakukan ekspor produk pertaniannya. Untuk memasarkan produk pertanian ke luar negeri, produk itu sendiri harus berdaya saing, efisien, dan spesifik, misalnya produk pertanian organik. Kementan telah blacklist 5 importir bawang putih dan 10 importir bawang merah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved