Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok jelang pengumuman rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) sebesar 120,23 (2,08%) di level 5.667,319 dari penutupan sebelumnya 5.787,552. Hal serupa terjadi pada nilai tukar rupiah yang terseret turun sebesar 118 poin (0,72%) menjadi 14.348 per dolar AS, dari penutupan perdagangan sebelumnya.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan rupiah tertekan dan berada dalam posisi terendah atau paling lemah sejak Oktober 2015 karena investor antipati akan keputusan Bank Indonesia dalam RDG. Namun selain itu, pelemahan ini juga sebagai momen koreksi dan mulai aksi buy back pada saat keputusan Bank Indonesia sudah rilis.
"Kurang kondusifnya sentimen global juga berpengaruh. Rupiahnya lumayan tertekannya. Investor khawatir BI akan konservatif menahan suku bunga. Bagi sebagian investor lain, ini menjadi ajang investor colek harga bawah dengan memanfaatkan teknikal rebound besok klo bila BI jadi menaikkan suku bunga acuan,"
Di luar itu, suku bunga dan global juga sedang dalam kondisi panas, ditambah perang dagang dan batasan investasi Tiongkok di AS membuat rupiah lemah baik terhadap AS$ maupun Yuan Tiongkok.
"Kemarin ada isu kalau akan ada lagi pembatasan soal investasi Tiongkok di AS."
Hal itu menurutnya, akan langsung berdampak dengan capital outflow, mengingat net sell terus terjadi sejak awal pekan pascaliburan dengan total di atas Rp500 miliar per hari. Sepanjang 2018 (year to date) aksi jual tercatat Rp49,35 triliun.
Lanjar mengatakan kekhawatiran ini terjadi sebab merujuk pada Bloomberg, pada Rabu pagi (28/6), ekspektasi masih konservatif di mana enam pakar ekonomi mengatakan BI akan mempertahankan suku bunganya.
"Tapi sore ini, 23 dari 29 konsensus economist bilang suku bunga naik. Sebenarnya menaikkan suku bunga juga tidak ada bagusnya. Karena pertumbuhan kredit masih di bawah double digit. Tapi indeks IHSG turun mungkin saja investor mencari momentum beli di harga murah, untuk dinaikan besok ketika suku bunga BI rilis," tukas Lanjar. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved