Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ORGANISASI Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) yang dipimpin Arab Saudi dan sekutu-sekutunya berencana meningkatkan kembali jumlah produksi minyak mereka secara bertahap mulai paruh kedua tahun ini.
"Hal ini untuk meredakan kecemasan konsumen karena harga yang diperdagangkan kini sudah mendekati US$80 per barel," kata Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih usai bertemu Menteri Energi Rusia Alexander Novak di St. Petersburg, Rusia, Jumat (25/5) malam waktu setempat.
Selaku motor dari negara-negara produsen minyak non-OPEC, Rusia langsung menyambut positif rencana Arab Saudi tersebut. Dalam waktu dekat, para pejabat negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC akan bertemu di Wina, Austria, pada 22-23 Juni. Mereka berkumpul untuk mengambil keputusan atas rencana menaikkan produksi minyak anggota OPEC dan non-OPEC sebanyak satu juta barel per hari.
"Ketika OPEC, Rusia, dan produsen besar lainnya bertemu pada Juni nanti, kami akan mengambil keputusan guna menenangkan pasar," kata menteri Al-Falih.
Di penghujung 2016, negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia sepakat untuk membatasi jumlah produksi minyak sekitar 1,8 juta bpd sampai akhir 2018 guna mengurangi persediaan global.
Langkah itu mereka ambil untuk mengurangi persediaan minyak yang saat itu melimpah di pasaran. Tujuannya untuk mengerek naik harga minyak yang sempat jatuh.
Setelah kesepakatan itu berjalan selama lebih dari setahun, harga minyak terus naik, bahkan saat ini mendekati US$80 per barel.
Namun hanya dalam hitungan jam setelah pertemuan di St. Petersburg tersebut, harga minyak dunia langsung terjun bebas.
Minyak mentah jenis brent terjun bebas sebanyak 2,5% menjadi US$76,84 per barel pada pukul 12.02 waktu London. Harga terus turun hingga ke level US$76,15 per barel. Minyak jenis light sweet paling besar penurunannya, hingga 4,5% menjadi US$67,50 per barel. (A-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved