Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BANK Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk kedua kali dalam tiga bulan. The Fed menaikkan FFR 0,25% atau 25 basis poin menjadi 1%-1,25%, dan diprediksi menaikkan suku bunga acuan 2-3 kali pada tahun ini.
Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebut, tidak ada efek keluarnya aliran modal dari Indonesia terkait kenaikan itu. Sebab jika ada aliran modal yang keluar, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pasti sudah jatuh.
"Tidak ada, kalau dia outflow pasti sudah jatuh ke kurs juga melemah. Ini kan tidak, paling kan (melemah hanya) 6-7 poin," ujar Darmin di Kemenko Perekonomian Jakarta, Jumat (16/6).
Darmin menyebut tidak adanya gejolak yang berarti khususnya di sektor perbankan membuktikan pasar sudah percaya dengan dengan Indonesia.
Kepercayaan pasar itu dibuktikan dengan beberapa kali Indonesia mendapat rating layak investasi dari lembaga internasional. Salah satunya label layak investasi atau investment grade atas surat utang Indonesia dari Standard and Poor's (S&P).
Hasil survei terbaru United National Conference On Trade and Developtment (UNCTAD) bertajuk The World Investment Report 2017 menyebutkan Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai negara tujuan investasi yang prospektif 2017-2019.
"Memang ekonomi kita orang (pasar) cukup percaya karena belum lama ada dapat rating lagi, kita tujuan investasi nomor 4 di dunia," jelas Darmin.
"Itu semua adalah pendapat pasar, pemerintah tidak perlu ikut-ikutan ngomong biar pasar beri penilaian," sambungnya.
Ia pun menilai langkah BI yang tetap mempertahankan suku bunga acuan BI-7 days reserve repo rate (BI-7D RR) sebesar 4,75% sebagai langkah yang baik. Artinya, kata Darmin, Indonesia tidak perlu mengikuti AS dengan menaikkan suku bungan acuan. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved