Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MESKI berstatus sebagai negara agraris, pengembangan benih jagung di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara penghasil jagung lainnya. Salah satunya dari sisi penyediaan benih jagung berbasis bioteknologi.
Indonesia sampai saat ini belum memproduksi jagung yang berbasis benih bioteknologi. Padahal di tengah masyarakat, jagung bioteknologi tersebut sudah mulai dikonsumsi.
Meski demikian, usaha untuk memproduksi benih jagung bioteknologi terus dilakukan. Salah satunya diupayakan oleh PT Sygenta Indonesia. Perusahaan global yang berbasis di Swiss itu kini sedang mengembangkan benih jagung bioteknologi di sejumlah laboratorium riset miliknya. Riset yang sudah dilakukan sejak 5-6 tahun lalu itu pun kini sudah memasuki tahap akhir.
Head of Corporate Affairs Sygenta Indonesia, Midzon Johannis, mengatakan, benih jagung bioteknologi itu sudah lulus tahap uji keamanan lingkungan, keamanan pangan, dan keamanan pakan. Pihaknya tinggal menunggu regulasi lanjutan dari pemerintah berupa panduan pascauji atau post-monitoring guidelines sebelum menjalani pengujian multiarea hingga kemudian sampai ke peluncuran varietas baru.
"Kami targetkan dua tahun lagi bisa segara dipasarkan. Setelah mendapatkan guidelines, baru kami akan melakukan ujicoba melihat adaptasi varietas ini terhadap Indonesia. Kita sebenarnya sudah tertinggal karena Filipina 95% petani jagung sudah berbasis bioteknologi dan Vietnam sudah memulainya dua tahun lalu," kata Midzon di Jakarta, Jumat (16/6).
Keunggulan dari benih jagung bioteknologi ini menurut Midzon selain memicu produktivitas jagung lebih tinggi, juga mempunyai ketahahan terhadap herbisida dan pestisida. Dengan demikian, penggunaan herbisida untuk menangkal gulma penganggu padi dan pestisida untuk menghalau serangga penggerek buah dan batang jagung, tidak akan ikut menurunkan produksi jagung.
Sembari menunggu benih jagung bioteknologi bisa dipasarkan, Sygenta juga meluncurkan bibit hibrida jagung terbaru. Upaya itu dilakukan demi mendukung program swasembada jagung yang ditargetkan pemerintah tercapai pada 2018. Bibit hibrida tersebut diberi nama NK Perkasa yang diklaim tahan atas penyakit bulai yang mematikan benih jagung.
"Tapi permintaan untuk bibit ini cukup tinggi, sedangkan produksi kita belum mencapai level permintaan tersebut sejak diluncurkan pada Maret lalu. Target kami, akhir tahun ini, semua permintaan untuk bibir hibrida NK Perkasa bisa terpenuhi. Kami akan kejar terus produksinya," ujar Midzon.
Di samping itu, pelatihan manajemen usaha tani juga terus dilakukan oleh Syngenta terhadap sejumlah kelompok petani jagung. Salah satunya di Dompu, Nusa Tenggara Barat selama 3 tahun terakhir. Kolaborasi bersama Bank Perkreditan Rakyat, Pemda setempat, dan asuransi pertanian itu mampu meningkatkan produksi individual petani dari sebelumnya 5 ton menjadi 7,5 ton. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved