Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
NILAI ekspor Indonesia pada tahun 2017 ini secara konsisten membaik daripada 2016 lalu. Hal itu dikatakan Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Sairi Hasbullah saat memberikan keterangan di Kantor BPS Jakarta, Kamis (15/6).
Secara rinci Sairi mengatakan, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2017 mencapai US$14,29 miliar atau naik 7,62% ketimbang April 2017. Sedangkan jika dibandingkan Mei 2016, nilai ekspor Mei 2017 mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 24,08%.
Jika dilihat pada periode Januari-Mei 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 lalu, nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan 19,93% atau mencapai US$68,26 miliar.
Peningkatan nilai ekspor itu, kata Sairi, disebabkan oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 6,37% dari US$12,24 miliar menjadi US$13,02 miliar, juga ekspor migas yang naik 22,36% dari US$1,03 menjadi US$1,26 miliar.
"Kalau dilihat selama 2017 dari Januari hingga Mei total ekspor kita selalu di atas 2016 pada periode yang sama. Ini mengindikasikan kinerja ekspor kita konsisten lebih baik dibanding kinerja ekspor kita pada tahun 2016 pada kurun waktu yang sama," ujar Sairi.
Untuk ekspor migas, peningkatan disebabkan meningkatnya ekspor minyak mentah sebanyak 33,09% menjadi US$402,7 juta dan ekspor gas sebesar 25,36% menjadi US$736,1 juta, namun sebaliknya ekspor hasil minyak turun 11,91% menjadi US$128,7 juta.
Adapun untuk nonmigas peningkatan terbesar dari April ke Mei 2017 terjadi pada mesin-mesin dan pesawat mekanik sebesar US$178,2 juta atau 43,46%. Ekspornya mesin-mesin dan pesawat mekanik itu dengan tujuan Rusia.
Kenaikan yang lain juga dari komoditas besi dan baja sebesar US$93,5 juta atau 43,39% dengan tujuan ke Tiongkok dan Korea. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral khususnya batubara sebesar US$115,9 juta atau 6,47%.
Dari segi ekspor menurut sektor, sektor non migas masih menjadi penyumbang paling dominan sebesar 90,79% adapun sektor migas hanya 9,21%.
Sementara itu dari sisi impor, Sairi mengatakan nilai impor Indonesia pada Mei 2017 naik 15,67% atau senilai US$13,82 miliar ketimbang April 2017. Adapun jika dibandingkan Mei 2016 nilai impor meningkat sebesar 24,03%.
"Impor kita mengalami peningkatan itu tidak lepas dari persiapan Ramadan dan Idul Fitri, tapi kalau dlihat dari nilai total impor tidak terlalu besar kenaikannya," ucapnya.
Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2017 pun masih surplus US$0,47 miliar yang dipicu sektor nonmigas US$1,03 miliar, sementara sektor migas defisit US$0,55 miliar. Adapun secara kumulatif pada periode Januari-Mei 2017 Indonesia masih surplus US$5,9 miliar
"Kinerja ekspor kita bagus dan impor kita walaupun meningkat tapi masih surplus neraca perdagangan kita, walau April ke Mei surplus kita mengalami penurunan tapi secara kumulatif Januari-Mei 2017 surplus kita masih diatas US$5 miliar," pungkasnya. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved