10 Brand Destinasi Baru Dirilis, Kejar Target 20 Juta Wisman

Erandhi Hutomo Saputra
14/6/2017 18:40
10 Brand Destinasi Baru Dirilis, Kejar Target 20 Juta Wisman
(MI/Ferdinand)

KEMENTERIAN Kementerian Pariwisata (Kemenpar) resmi merilis 10 brand destinasi baru dalam rangka mendukung brand Wonderful Indonesia yang telah diluncurkan sejak 2010 lalu.

Kesepuluh brand destinasi baru itu yakni Enjoy Jakarta, Colorful Medan, Java, Explore Makassar, Wonderful Riau Islands, Majestic Banyuwangi, Bali, Friendly Lombok, Stunning Bandung, dan gabungan tiga spot diving yang disebut Coral Wonders (Raja Ampat, Wakatobi, dan Bunaken).

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana mengatakan, branding 10 destinasi baru itu diharapkan akan mampu membantu mencapai target 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019 mendatang.

"Pasti (target kejar 20 juta wisatawan), kalau jual Singapura jelas, kalau India bingung yang mana luas sekali, Indonesia jauh lebih luas belum jadi destinasi, tapi destinasinya ayo ke Bali, Bandung, Jogja, destinasi ini lebih nyata di kepala konsumen," ujar Gde Pitana saat memberi keterangan di Kantor Kemenpar Jakarta, Rabu (14/6).

Dengan branding tersebut, diharapkan ketika Kemenpar berpromosi di luar negeri maka daerah bisa membawa logonya untuk di tempel di brosur atau spanduk. Itu juga berlaku ketika ada kegiatan pariwisata di daerah masing-masing. Adanya brand tersebut diharapkan tiap-tiap daerah juga sudah menyiapkan kalender event.

Pemilihan 10 daerah itu, kata Gde Pitana, dilakukan dengan penilaian berdasarkan 3A yakni atraksi, aksesibilitas, dan amenitas, serta 10 daerah itu juga dinilai paling siap untuk dijual ke luar negeri.

Hal itu pula yang mengakibatkan tidak masuknya destinasi wisata di Kalimantan seperti Derawan sebab Derawan dinilai masih sulit dari segi akses dan fasilitas yang belum terlalu banyak dan memadai.

"Dasarnya layak jual atau tidak, disini ada dua kelompok, 10 destinasi prioritas yaitu yang diprioritaskan pengembangannnya dengan pembangunan infrastruktur yang belum tentu layak dijual secara massal dan 10 kelompk destinasi yang sudah layak kita jual dengan kriteria atraksi aksesibilitas dan amenitas," jelasnya.

Setelah 10 destinasi tersebut, Kemenpar berencana akan kembali merilis 5 brand lainnya pada akhir tahun nanti diantaranya yakni Palembang, Bromo-Tengger-Semeru, Manado, dan Komodo.

Menurut Gde Pitana branding sangat penting dalam hal pemasaran sebab hal itu menentukan nilai jual suatu kawasan. Seperti brand Wonderful Indonesia yang awalnya di posisi 143 sekarang sudah menempati posisi 47 di dunia berdasarkan penilaian WWF.

"Kita harap branding ini mampu semakin mengangkat citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang unggul di dunia," ucapnya.

Ditempat yang sama, Wakil Gubernur Papua Barat Mohammad Lakotani mengapresiasi pemilihan raja ampat untuk menjadi salah satu dari coral wonders Indonesia. Untuk itu ia meminta para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk tidak khawatir datang ke Papua Barat. Ia menjamin Papua Barat merupakan daerah yang aman, tenang, dan damai.

"Jangan ragu-ragu datang ke sana untuk menikmati surga bawah laut terindah di dunia," ucapnya.

Ke depan, Lakotani mengaku Papua Barat tidak hanya mengembangkan wisata bahari di Raja Ampat namun juga bakal mengembangkan potensi wisata di Teluk Triton, Teluk Wondama, dan Pegunungan Arfak.

Adapun Wakil Gubernur DIY Paku Alam X menyebut DIY sebagai destinasi branding Java sebagai gabungan antara joglo semar memang tidak mengikrarkan diri sebagai kota wisata, namun kota budaya yang memiliki fasilitas wisata yang lengkap.

Ia menyebut tiga besar wisata yang diunggulkan di DIY yakni wisata pegunungan, wisata kota, dan wisata pantai. Untuk wisata pegunungan terdapat lava tour bekas erupsi Gunung Merapi dengan desa cangkringan melengkapi sebagai desa wisata. Lalu wisata kota dimana terdapat Kraton, Taman Sari, dan Jalan Malioboro yang legendaris dilengkapi kulinernya.

"Ketiga wisata pantai meskipun tidak bisa diselami tapi pantai kami didesain bisa dinikmati walau dengan peringatan khusus," ucapnya.

Untuk mengembangkan potensi wisata di DIY atau umumnya di Joglo Semar, Paku Alam berharap pembangunan bandara Kulonprogo bisa selesai tahun 2019 dan ia pun mengusulkan agar ada koneksi antara Kulonprogo ke Borobudur melalui pegunungan Menoreh.

"Kami juga ingin mulai menghidupkan jalur kereta api Magelang-Jogja sehingga aksesibilitas lebih mudah," tukasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya