DPR Realistis terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Erandhi Hutomo Saputra
13/6/2017 21:27
DPR Realistis terhadap Pertumbuhan Ekonomi
(MI/Galih Pradipta)

KOMISI XI DPR dan pemerintah bersepakat merevisi asumsi makro APBN 2018, khususnya terkait pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya pemerintah mengusulkan pertumbuhan ekonomi 5,4%-6,1%, tapi berdasarkan hasil keputusan rapat turun menjadi 5,2%-5,6%.

Anggota Komisi XI fraksi Gerindra, Kardaya Warnika mengatakan, asumsi makro APBN 2018 harus realistis agar tidak menyulitkan dalam realisasinya.

"Program-program yang didukung asumsi ini terutama untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan mengurangi kemiskinan dan menambah lapangan kerja atau mengurangi pengangguran," ujar Kardaya di Komplek DPR Jakarta, Selasa (13/6).

Diketahui dalam rapat itu disepakati angka pertumbuhan ekonomi 2018 menjadi 5,2%-5,6%, inflasi 2,5%-4,5%, nila tukar rupiah terhadap dolar AS Rp13.300-Rp13.500, SPN 4,8%-5,6%, pengurangan angka pengangguran 5,0%-5,3%, pengurangan kemiskinan 9,5%-10%, dan gini ratio 0,38%.

Usai rapat, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut penurunan tersebut menunjukkan DPR ingin ada keseimbangan antara optimisme dan kehati-hatian. Ia lega bahwa dalam kesepakatan itu range terendah untuk pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 5,2% bukan 5,1%, meskipun angka itu hanya naik sedikit dari asumsi tahun ini 5,1%.

"Sedangkan untuk batas atasnya dengan 5,6% tentu itu merupakan catatan bagi pemerintah karena pemerintah menginginkan pertumbuhan yang lebih tinggi. Kami harus bisa yakinkan bahwa 5,6% itu masih dalam range yang realistis," tukasnya.

Sri pun menilai angka tersebut tetap memberikan optimisme kepada pasar sebab batas atas masih sekitar 5,6%. Selain itu juga memberikan perbaikan pertumbuhan ekonomi.

Adapun terkait penurunan angka kemiskinan yang telah ditetapkan, menurut Sri untuk menurunkan angka di bawah 10% membutuhkan intervensi yang lebih berkelanjutan dan intensif.

"Oleh karena itu kita ingin program-program terutama untuk mengentaskan kemiskinan dan intervensi untuk masyarakat miskin itu tetap bisa dijaga baik dari sisi pendanaan maupun efektivitas".

Adapun Gubernur BI Agus Martowardojo menyambut positif batas bawah pertumbuhan ekonomi di angka 5,2% meskipun BI menilai batas bawah pertumbuhan ekonomi di angka 5,1%.

"Kami melihat pertumbuhan ekonomi dunia dan harga komoditi membaik, membuat kita lihat ada di titik 5.29% atau 5.3% untuk 2018," pungkasnya. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya