Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KONDISI ekonomi global yang mulai pulih membawa angin segar bagi pemerintah dalam mematok pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Kendati demikian, gejolak geopolitik kawasan masih harus diwaspadai.
"Meski dalam outlook beberapa lembaga internasional seperti IMF menyatakan pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih positif, kita tetap harus menyesuaikan dengan situsi geopolitik," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Senin (12/6).
Utamanya, sambung dia, mengenai gejolak di kawasan Timur Tengah yang mana sejumlah negara memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Sri menekankan dampak konflik tersebut berpotensi mengguncang harga minyak dunia yang saat ini berada di kisaran US$45-US$50 per barel.
Dalam menjaga pertumbuhan ekonomi domestik, setidaknya ada tiga faktor utama yang perlu dijaga. Dalam postur RAPBN 2018, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 5,4%-6,1%. Di antaranya aspek konsumsi dengan menjaga inflasi tetap rendah, serta meningkatkan investasi. Lebih lanjut Sri menuturkan untuk menggapai target pertumbuhan, pemerintah fokus mendorong sektor potensial.
"Yaitu perdagangan, pertanian, lalu konstruksi di mana kami fokus pembiayaan infrastruktur. Begitu pula terhadap sektor pertambangan dan pengolahan yang kami harap naik dengan pemulihan ekspor," imbuhnya. Ia yakin ekspor akan naik 5,1%-6% pada 2018.
"Yang menjadi perhatian juga bagaimana kenaikan pertumbuhan setiap satu persen membawa perubahan lebih baik lagi. Karena tren pertumbuhan 2013-2016 cenderung melambat. Makanya tema rancangan anggaran ialah memacu investasi dan infrastruktur untuk pertumbuhan dan penerimaan," jelasnya.
Dalam kesempatan sama, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengamini kondisi ekonomi global cenderung membaik. Hanya saja bank sentral memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2018 lebih rendah dari proyeksi pemerintah, yakni di kisaran 5,1%-5,5%.
"Pemulihan ekonomi global masih berlanjut. Perbaikan ini bisa mendorong ekspor Indonesia meski tidak akan sebaik tahun ini karena peningkatan harga komoditas yang terbatas," tutur Agus. (X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved