OJK Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Erandhi hutomo saputra
10/6/2017 06:11
OJK Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi
(ANTARA/Sigid Kurniawan)

PIMPINAN Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru diharapkan bisa membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia.

Suku bunga kredit perbankan dapat turun dan kebijakan yang dikeluarkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat bertemu dengan Ketua Dewan Komisioner OJK terpilih Wimboh Santoso di Kantor Menko Perekonomian, kemarin, mengatakan dirinya berbincang tentang penurunan suku bunga yang pernah dilakukan saat bersama di BI.

"Dulu kami buat suku bunga dasar kredit (SBDK), dilihat satu per satu bank mana yang agak mahal di mana, di pos mana. Kemudian dipanggil satu per satu. Upaya semacam itu yang diiingatkan untuk dihidupkan kembali," kata Darmin.

Masalah suku bunga kredit memang masih menjadi persoalan yang dihadapi pelaku usaha saat ini.

Dibandingkan negara lain di kawasan ASEAN, suku bunga riil Indonesia masih tergolong tinggi di mana dengan inflasi 3%-4% bunga kredit 12%-13%.

Sementara di negara lain di ASEAN dengan inflasi 2%, suku bunga kredit berada sekitar 6%.

Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap bahwa OJK menjadi institusi supervisi dan regulasi yang terintegrasi, kredibel, serta mampu jaga stabilitas sektor keuangan.

"Namun, di satu sisi dia juga mampu memberdayakan perekonomian Indonesia, untuk bisa buat ekonomi Indonesia tumbuh secara sehat dan tinggi ciptakan kesempatan kerja dan akses keuangan terhadap masyarakat terutama UKM," ungkap Sri Mulyani.

Ia juga meminta OJK untuk menjaga sektor keuangan dari praktik-praktik yang membahayakan sektor keuangan maupun perekonomian secara umum.

Serta bisa bekerja sama dengan Kemenkeu, BI, dan LPS agar deteksi dini terhadap persoalan ekonomi bisa dilakukan secara maksimal.

Merangsang pertumbuhan

Ditemui di Plaza Mandiri, Wimboh mengaku akan fokus terhadap dua hal.

Pertama, merangsang pertumbuhan ekonomi untuk mengurangi angka pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial.

Kedua, melakukan efisiensi di internal OJK.

Program-program yang akan dikeluarkan OJK menurut Wimboh akan diarahkan kepada daerah yang masih memiliki kantong ekonomi lemah.

Daerah-daerah itu umumnya berada jauh dari perkotaan, terpecil, dan di luar Pulau Jawa.

"OJK didirikan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, tetapi tidak lupa memberikan rangsangan terjadinya pertumbuhan ekonomi, mengurangi pengangguran," ujarnya.

Penyuluhan atau edukasi itu bakal diberikan kepada masyarakat agar masyarakat paham akan pembiayaan yang ada. Edukasi tersebut nantinya bakal memaksimalkan teknologi informasi.

Adapun terkait efisiensi di internal OJK, Wimboh mengaku bakal mengurangi kegiatan tambahan yang bukan prioritas.

"Kegiatan supporting kita akan lakukan lebih terukur, bukan berarti dihilangkan sama sekali. Seminar, perjalanan dinas akan kita lihat kembali agar terukur, karena kita harus lakukan penghematan di segala bidang," tandasnya.

(Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya