Sinergi PGN-Pertamina Diharapkan kian Solid

Tesa Oktiana Surbakti
10/6/2017 05:31
Sinergi PGN-Pertamina Diharapkan kian Solid
(ANTARA/HO)

PEMERINTAH menargetkan pembentukan holding badan usaha milik negara (BUMN) migas terwujud tahun ini.

Sembari menanti penyelesaian aspek legal dan komersial, pemerintah berharap dua BUMN yang akan bergabung yakni, PT Pertamina (persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk memperkuat sinergi.

"Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Jangan lagi ada persoalan pipa PGN dan pipa Pertagas (anak usaha Pertamina) berseberangan. Semua diintegrasikan dan neraca energinya harus satu yang nantinya tertuang dalam holding," tutur Deputi Bidang Energi, Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat seusai penandatanganan kerja sama pipa transmisi gas Duri-Dumai, kemarin.

Sinergi antara kedua BUMN dalam membangun infrastruktur gas bumi sebenarnya sudah terjalin cukup lama.

Itu tecermin dari pembentukan PT Nusantara Regas dalam rangka mengelola floating storage regasification unit (FSRU) Jawa Barat di Teluk Jakarta yang kini memasok gas untuk pembangkit PT Perusahaan Listrik Negara (persero).

Kendati demikian, Edwin berharap kerja sama kedua BUMN kian masif seiring dengan pembentukan holding BUMN migas.

Menurut dia, sinergi menjadi suatu keharusan agar pengembangan infrastruktur migas lebih terintegrasi.

"Pertamina menguasai upstream dan bahan bakar minyak (BBM), tapi jalur distribusi banyak dikelola PGN. Ya, kalau (pembentukan holding) masih lama, setidaknya kerja sama harus tetap ditingkatkan. Energi harus sampai ke masyarakat dengan harga yang baik dan terjangkau sekaligus mewujudkan ketahanan energi," pungkas Edwin.

Sinergi dalam memperkuat infrastruktur gas bumi itu diwujudkan dalam perjanjian kerja sama pembangunan dan pengoperasian bersama pipa transmisi gas Duri-Dumai.

Penandatanganan itu merupakan tindak lanjut dari penugasan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri No 5975 K/12/MEM/2016.

Meningkatkan serapan

Kerja sama itu juga bertujuan meningkatkan serapan gas domestik, utamanya di wilayah Provinsi Riau. Pembangunan pipa transmisi gas sepanjang 67 kilometer (km) ini dijalankan dalam waktu 18 bulan.

Diharapkan, pada kuartal III 2018, gas sudah bisa dialirkan.

Pipa transmisi nantinya digunakan untuk mengalirkan gas bumi milik Pertamina ke Kilang Dumai, dan mengangkut gas bumi milik PGN yang disalurkan ke pelanggan industri, komersial, serta pelanggan kecil dan rumah tangga.

"Kami ingin ke depannya lebih banyak kerja sama strategis yang intinya akan mendukung pengembangan pemanfaatan gas di Tanah Air secara luas dan lebih fleksibel bagi konsumen," tutur Direktur Gas dan EBT Pertamina Yenny Andayani seusai penandatanganan kerja sama di Kementerian BUMN, kemarin.

Peletakan batu pertama ditargetkan dilakukan pada kuartal III 2017.

Dengan belanja modal (capital expenditure/capex) US$76 juta, komposisi partisipasi setiap pihak dalam proyek tersebut ialah, Pertamina 60% dan PGN 40%.

Sementara itu, total volume gas yang mengalir di pipa transmisi ini mencapai 140 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).

(E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya