Pelaku Usaha Berharap Pemerintah Realisasikan Bank Khusus Industri

Cahya Mulyana
07/6/2017 14:19
Pelaku Usaha Berharap Pemerintah Realisasikan Bank Khusus Industri
(ANTARA)

DAYA saing industri masih memprihatikan akibat lemahnya perhatian pemerintah. Masalah permodalan sangat dikeluhkan pelaku industri akibat bank khusus menyokong perindustrian masih nihil.

"Pertumbuan ekonomi yang kita dapatkan tidak seperti warna aslinya sebab banyak industri tumbang. Mayoritas bahan baku masih bergantung pada pasokan impor dan perdagangan lebih dipilih dibanding industri," terang Ketua Ikatan Sarjana Teknik Industri dan Manajemen Industri Indonesia (ISTMI) Faizal Safa dalam sambutannya pada acara Whorkshop Buku Riset Indonesia Industry Update Kuartal II 2017, di Pusdiklat Industri, Jakarta, Rabu (7/6).

Menurutnya, perlambatan ekonomi yang terus menerpa harusnya mendorong pemerintah untuk segera mengambil peran. Perlahan tapi pasti industri hilir yang menjadi tumpuan tengah mengalami pelemahan.

"Harus ada keberpihakan pemerintah terhadp pertumbuhan industri sebab sejauh ini hal itu tidak dirasakan. Itu seperti soal permodalan yang kerap dikeluhkan dan dirasa tidak mendapatkan perhatian," paparnya.

Ia mendorong pemerintah untuk segera merealisaskan peraturan menteri yang mengatur bank khusus permodalan industri.

"Dulu ada bank khusus industri seperti Bank Exim namun saat ini tidak ada. Padahal sokongan pembiayaan sangat penting sehingga kami mendorong bank serupa bisa kembali terbentuk," tegasnya.

Faizal menambahkan, pelaku industri sempat berharap terhadap wacana bank khusus bergerak di bidang infrastruktur yang digulirkan Presiden Joko Widodo. Bank industri tersebut diharapkan segera teralisasi untuk membantu dunia industri supaya bisa bertahan dan tumbuh.

Pada kesempatan sama, Ahli Transportasi dan Pendiri Yayasan Nusa Patris Infrastruktur Danang Parikesit mengatakan kondisi industri kuartal II tengah mengalami tantangan akibat kerentanan politik, hukum, ekonomi global dan teknologi yang cepat. Seluruhnya menimbulkan keputusan investasi dan belanja yang sangat dinamis.

"Daya saing industri harus didasarkan pada penguatan teknologi nasional dan peningkatan kandungan lokal secara berkesinambungan. Jasa keuangan dan retail merupakan refleksi permintaan yang nyata di masyarakat baik permintaan tingkat korporasi maupun rumah tangga," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya