Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
INDONESIA makin serius menggarap integrasi perbankan ASEAN yang akan berlaku pada 2020. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menjalin kerja sama untuk mengimplementasikan Kerangka Integrasi Perbankan ASEAN atau ASEAN Banking Integration Framework (ABIF).
Kemarin, OJK dan Banco Sentral ng Pilipinas (Bank Sentral Filipina) sepakat menjajaki kerja sama dengan menandatangani letter of intent (LoI) sebagai awal perjanjian bilateral implementasi ABIF.
Penandatanganan LoI dilakukan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad dengan Gubernur Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) Amando M Tetangco Jr di Jakarta.
Sebelumnya, pada Maret 2016, OJK telah menandatangani LoI dengan Bank of Thailand (BoT). Untuk tingkatan bilateral agreement, OJK sudah menandatangani kerja sama dengan Bank Negara Malaysia (BNM) pada Agustus 2016.
“Prinsip dasar ABIF yaitu pengurangan ketimpangan dalam akses pasar dan menjadikan prinsip resiprokal sebagai pedoman dalam penyusunan perjanjian bilateral ke depan,” kata Muliaman.
Muliaman menyampaikan ABIF dibentuk pada 2011 untuk meningkatkan peran bank negara-negara ASEAN di kawasan ASEAN. Dalam implementasinya, ABIF dilakukan dengan menegosiasikan Qualified ASEAN Bank (QAB) yaitu bank-bank terbaik dari negara ASEAN yang mendapat konsesi dalam akses pasar dan perizinan cakupan internasional.
Indonesia berkepentingan dalam isu integrasi perbankan ASEAN ini karena pasar perbankan Indonesia yang relatif terbuka ketimbang negara ASEAN lainnya.
Hampir semua bank milik negara ASEAN telah memiliki kantor perwakilan di Indonesia. Adapun bank-bank Indonesia memiliki kesulitan untuk membuka cabang di negara ASEAN lainnya. Misalnya saja di Singapura dan Malaysia. Oleh karena itu, implementasi ABIF memiliki nilai strategis bagi perbankan Indonesia.
Muliaman yakin bahwa keberadaan perbankan di tiap-tiap negara ASEAN akan mampu berkontribusi positif bagi perkembangan kawasan.
“Sosioekonomi Indonesia dan Filipina memiliki kemiripan, yaitu karena didorong populasi usia pekerja/produktif. Begitu pula indikator sektor finansial. Salah satunya rasio domestic credit terhadap GDP berada di angka 33,8% dan 43,6% bagi Indonesia dan Filipina di 2016. Saya percaya dengan demikian sektor perbankan Indonesia dan Filipina sama-sama terkapitalisasi dengan baik,” tandas Muliaman.
Kandidat QAB
Secara paralel OJK turut melakukan penilaian terhadap bank yang telah menyatakan minat menjadi kandidat QAB.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Sukarela Batunanggar mengatakan sejauh ini baru Bank Mandiri yang secara resmi telah menunjukkan kesiapan.
Kendati demikian, sambung dia, terdapat sejumlah bank lain yang juga menaruh minat sebagai QAB. Hanya saja, OJK belum bisa memublikasikan identitas bank lain lantaran masih dalam proses kajian. (Tes/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved