Pariwisata Terkerek bila Penerbangan Langsung Diperbanyak

Jessica Sihite
02/6/2017 18:36
Pariwisata Terkerek bila Penerbangan Langsung Diperbanyak
(ANTARA)

PEMERINTAH diharapkan bisa terus membuka penerbangan langsung (direct flight) ke berbagai kota pariwisata di Indonesia. Hal itu untuk mendorong pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan sektor pariwisata saat ini tengah didorong untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu, penting untuk mempromosikan daerah-daerah pariwisata lewat penerbangan langsung.

"Penerbangan langsung sangat diperlukan karena itu akan memudahkan wisatawan ke sana. Kalau ada direct flight, ongkos pasti lebih murah, waktu akan lebih efisien, dan wisatawan juga lebih senang karena tidak lelah transit," ucap Suhariyanto di Jakarta, Jumat (2/6).

Dia membeberkan dibukanya penerbangan langsung ke daerah pariwisata sudah membuahkan hasil pada pertumbuhan wisman April 2017. Jumlah wisman ke Bandara Sam Ratulangi, Manado meningkat hingga 312% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan itu disebabkan oleh dibukanya penerbangan langsung ke Manado dari beberapa kota di Tiongkok.

"Bila dilacak per bandara, kenaikan wisman terbesar terjadi di Bandara Sam Ratulangi sampai 312% karena ada penerbangan langsung dari beberapa kota di Tiongkok,"pungkasnya.

Selain itu, penerbangan langsung sekaligus pengembangan Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) juga sudah membuahkan hasil. Kunjungan wisman ke Lombok naik 127,19% pada April 2017 ketimbang tahun sebelumnya.

"Frekuensi dari Brunei dan Malaysia meningkat drastis ke sana," pungkas Suhariyanto.

Adapun secara keseluruhan, kunjungan wisman ke Indonesia pada April 2017 mencapai 1,14 juta kunjungan. Jumlah tersebut naik 26,75% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang sebanyak 901,09 ribu kunjungan.

Dari total 1,14 juta kunjungan, mayoritas turis berasal dari Tiongkok, yakni mencapai 15,81%, Singapura 12,71%, Malaysia 11,8%, Australia 9,57%, dan India 3,91%. (x-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya