Berkaca Pada Tragedi Bom, Keamanan Bandara Ditingkatkan

LEDAKAN bom yang terjadi di Kampung Melayu pada Rabu (24/5) lalu, berimbas pada peningkatan keamanan bandara. Diakui Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso, dalam dua hari terakhir bandar udara fokus pada keamanan.

“Ini terkait dengan disimpul transportasi terminal kampung melayu telah ada teror bom. Kami di perhubungan bertanggung jawab untuk mengamankan simbol-simbol transportasi, baik darat , stasiun, pelabuhan dan dua hari terakhir ini yang ada di bandar udara,” ujarnya dalam konferensi pers di Tangerang, Banten, Minggu (28/5).

Bandar udara, kata Agus, merupakan salah satu dari objek vital sehingga harus ditingkatkan keamanannya bersama tim keamanan bandara dan lintas sektoral seperti kepolisian, TNI, dengan BIN dan sebagainya.

“Karena kami juga harus mengantisipasi adanya ancaman-ancaman teroris ini dari luar yang ada selama ini yang kami urusi adalah airport,” tuturnya.

Melalui National Security Community, lanjut Agus, kontak langsung selalu dilakukan dengan jaringan yang ada di bandara dan sekitarnya. Karena ancaman terorisme tidak hanya datang dari dalam bandara tetapi juga sangat potensial dari luar bandara.

“Ini juga yang menjadi perhatian kami untuk ekstra keamanan di angkutan lebaran tahun ini. Untuk keamanan semua dilibatkan baik dari otoritas bandar udara wilayah 1 - sampai area 10, direktorat navigasi, operator airport, operator airline dan airnav untuk menjaga keamanan dari penerbangan dan airport,”

Pengamanan terutama ditempatkan lada tower ATC sebagai tempat krusial bagi teroris bila memasuki bandara, terkait dengan lalu lintas penerbangan.

“Sudah ada dua lapis militer yang kami siapkan. Memang dalam dua hari ini diperketat. Semua ini untuk keselamatan dan keamanan penumpang,” tutup Agus. (OL-6)