Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengimbau kontraktor minyak bumi dan gas (migas) bisa mengelola operasional dan pengembangan lapangan migas dengan efektif dan efisien biaya produksi.
Alasannya, harga migas ditentukan harga pasar sehingga kontraktor tidak bisa menetapkan harga jual secara sepihak. Oleh karena itu, biaya produksi dan operasional harus diupayakan seefisien mungkin.
“Produk migas tidak ada yang bisa menentukan harganya. Kalau kita tidak bisa menentukan harga jual, kita harus efisien. Jadi, ada empat hal yang saya apresiasi, safety, community development, cost efficiency, dan ketepatan waktu”, ujar Jonan pada peresmian proyek Kompresi Lapangan Sumpal (Sumpal Compression Project) di Blok Corridor, Sumatra Selatan, Minggu (21/5).
Dalam kunjungan ke lapangan itu, dia didampingi Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dan Presiden Direktur Conoco Phillips (Grissik) Indonesia Ltd, Bijan Agarwal,
Berkenaan dengan proyek Kompresi Lapangan Sumpal, di Blok Grissik, yang dioperasikan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Conoco Phillips, Jonan memuji perkembangan proyek tersebut.
Musababnya, proyek itu dapat selesai tiga bulan lebih cepat daripada target. Proyek ini telah beroperasi pada April 2017 dari rencana awal Juli 2017.
Selain lebih cepat daripada target, proyek itu juga diselesaikan dalam 3.248.149 jam kerja dengan zero accident.
Oleh karena itu, di samping efisien, dia menekankan perlunya industri hulu dan hilir migas mengutamakan keselamatan pekerja agar putra-putri Indonesia tertarik bekerja di bidang migas.
“Itu nomor satu, industri yang tidak mengutamakan safety, pasti pekerja lokal tidak akan banyak yang berminat.”
Jonan melanjutkan, pelaksanaan proyek tersebut juga lebih murah jika dibandingkan dengan yang dianggarkan, yaitu selesai dengan nilai biaya 25% di bawah nilai advanced flow engineering (AFE) yang disetujui, yaitu US$222,9 juta menjadi US$153,6 juta.
Bijan Agarwal mengemukakan proyek dilaksanakan pada area brown field tanpa mengganggu kegiatan rutin operasi produksi, meminimalkan gangguan ke masyarakat sekitar, dan melibatkan tenaga kerja lokal. (Try/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved