Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
RAPAT umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun buku 2016 PT Bank Mayapada Internasional Tbk memutuskan membagi dividen sebesar 24% dari total laba bersih 2016, yakni sebesar Rp196,77 miliar atau Rp40 per saham.
Sisa laba bersih 2016, yakni sebesar Rp603,4 miliar, dicatat sebagai laba ditahan yang akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan bank.
"Laba ditahan Rp603,4 miliar untuk memperkuat permodalan sehingga setelah ditambah dana itu, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) mencapai 13,34%," kata Direktur Bank Mayapada Hariyati Tupang kepada pers di Jakarta, kemarin.
Bahkan, kata Hariyati, pada paruh kedua tahun ini Bank Mayapada akan menerbitkan sub debt dan penawaran umum terbatas tahap 10 masing-masing Rp1 triliun untuk memperkuat struktur permodalan.
Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi menambahkan struktur modal lebih kuat diperlukan karena saat ini Bank Mayapada sedang menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan kartu kredit.
Nantinya, kartu kredit diharapkan bisa menjadi produk unggulan segmen konsumer yang saat ini belum jadi fokus Bank Mayapada.
"Bisnis kami di ritel, komersial, korporasi, UKM, mikro, dan ada konsumer. Cuma masih sedikit karena belum ada kartu kredit," ujarnya.
Haryono mengaku pihaknya telah melengkapi semua persyaratan dari OJK untuk menerbitkan kartu kredit.
"Begitu izin keluar, bisa jalan. Perkiraan izin keluar pada semester dua tahun ini."
Selama ini, Bank Mayapada sudah menyalurkan kredit konsumer berbentuk kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan kendaraan bermotor.
Namun, kedua produk itu hanya disalurkan terbatas dan belum berupa program yang bisa didorong ekspansinya.
Selain menunggu izin dari OJK, Bank Mayapada saat ini memiliki modal inti lebih dari Rp6 triliun.
Namun, mereka masih menunggu mekanisme OJK untuk masuk jajaran bank umum kelompok usaha (BUKU) III.
"OJK akan lihat enam bulan ke depan, kami lihat mekanisme seperti apa," tutup Haryono.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved