Ekspansi Kredit Konsumer, Bank Mayapada Fokus Perkuat Modal

Fathia Nurul Haq
17/5/2017 20:25
Ekspansi Kredit Konsumer, Bank Mayapada Fokus Perkuat Modal
(DOK MAYAPADA)

RAPAT Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2016 PT Bank Mayapada Internasional Tbk memutuskan untuk melakukan pembagian dividen 24% dari total laba bersih 2016 yakni Rp196,77 miliar atau sebesar Rp40 per saham.

Sisa dari laba bersih 2016 yakni sebesar Rp603,4 miliar akan dicatat sebagai laba ditahan. Perseroan menyebut, laba ditahan tersebut akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan bank.

"Terdapat dana Rp603,4 miliar sebagai laba ditahan untuk memperkuat permodalan, sehingga setelah ditambah dana itu rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 13,34%," terang Direktur Bank Mayapada Hariyati Tupang dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (17/5).

Hariyati bahkan mengungkapkan pada paruh kedua tahun ini Bank Mayapada akan menerbitkan sub debt dan penawaran umum terbatas tahap 10 masing-masing Rp1triliun untuk memperkuat struktur permodalannya.

Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi menambahkan struktur modal yang lebih kuat diperlukan lantaran saat ini Bank Mayapada sedang menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menerbitkan kartu kredit. Nantinya, kartu kredit diharapkan bisa menjadi produk unggulan segmen konsumer yang saat ini belum menjadi fokus Bank Mayapada.

"Bisnis kita di retail, komersial, korporasi, UKM, mikro dan ada konsumer. Cuma masih dikit karena belum ada kartu kredit," timpal Haryono.

Haryono mengaku pihaknya telah melengkapi seluruh persyaratan yang ditetapkan OJK untuk menerbitkan kartu kredit.

"Jadi begitu izin keluar bisa langsung jalan. Perkiraan kita izin akan keluar di semester dua tahun ini."

Selama ini, Bank Mayapada sudah menyalurkan kredit consumer dalam bentuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan kendaraan bermotor. Namun kedua produk ini hanya disalurkan terbatas dan belum berupa program yang bisa didorong ekspansinya.

Di sisi lain, Haryono menekankan penyaluran kredit konsumer harus dilakukan secara pruden dan perlu ditunjang dengan permodalan yang kuat untuk mengantisipasi potensi kredit macet.

Selain menunggu izin dari OJK, Bank Mayapada saat ini juga telah memiliki modal inti lebih dari Rp6 triliun. Namun, masih menunggu mekanisme OJK untuk masuk dalam jajaran Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III.

"OJK akan lihat 6 bulan ke depan, kita lihat mekanismenya seperti apa," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya