Perbanas: Sektor Properti Masih Banyak PR

Anastasia Arvirianty
16/5/2017 20:20
Perbanas: Sektor Properti Masih Banyak PR
(ANTARA)

PERHIMPUNAN Bank-Bank Nasional (Perbanas) menilai sampai saat ini sektor properti masih mempunyai pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah dan para pelaku industri properti yang terkait didalamnya. Dalam hal ini, pemerintah diminta untuk terus mengedepankan banyak regulasi untuk dapat menopang pertumbuhan sektor properti.

"Diperlukan banyak regulasi untuk menumbuhkan sektor ini, peran semua pihak terkait perlu dioptimalkan hal ini tentu demi menumbuhkan sektor properti di Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perbanas Dani Hartono kepada media saat dijumpai dalam acara 2nd Property & Mortgage Summit 2017, di Jakarta, Selasa (16/5).

Lebih lanjut, Dani mengatakan, dengan meningkatkan perlindungan konsumen di sektor properti. Hal itu diharapkan dapat menopang pertumbuhan sektor properti dan memberikan kepercayaan kepada para konsumen untuk membeli atau memiliki rumah, sehingga properti akan terdongkrak.

"Perlindungan konsumen harus dikedepankan, karena sektor properti juga harus dibenahi terkait dengan perlindungan konsumen, sehingga pertumbuhan di sektor properti dan kepercayaan para konsumen menjadi positif," ujar Dani.

Dirinya juga meminta kepada pemerintah khususnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU-Pera) untuk dapat mengatasi persoalan terkait dengan maraknya engembang nakal. Oleh sebab itu, perlindungan konsumen di sektor properti harus menjadi fokus utama pemerintah.

"Sinkronisasi perlu diperhatikan agar tidak terjadi tumpang tindih, peran pemerintah terkait harus dioptimalkan. Kami harap ke depannya, pemerintah dapat merumuskan langkah-langkah serta perlindungan konsumen yang efektif," tegasnya.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Kurniawan Agung mengatakan, dengan kebijakan-kebijakan pelonggaran makroprudensial yang dilakukan oleh BI, dapat mendorong pertumbuhan sektor properti, utamanya di sektor kredit.

"Pada tahun ini kami proyeksikan pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) akan mengalami perbaikan. Adapun secara year on year, pada Maret 2017 ini, KPR tumbuh menjadi 7,95% dari yang sebelumnya 6,21% di periode yang sama 2016," terang Agung.

Selain itu, dari sisi risiko, KPR cenderung mengalami penurunan selama kuartal I 2017, meski tren jangka panjang sedikit meningkat, sampai pada Maret 2017, rasio kredit bermasalah (NPL) di sektor properti tercatat 2,87%.

"Sementara NPL per April 2017 ini kami perkirakan 3,07% naik dari NPL Maret 2017 lalu yang sebesar 3,04%," tandas Agung. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya