Chevron Kaji Pengembangan Proyek Laut Dalam

Tesa Oktiana Surbakti
16/5/2017 19:12
Chevron Kaji Pengembangan Proyek Laut Dalam
(AP Photo/Alan Diaz)

DI tengah fluktuasi harga minyak dunia, Chevron Indonesia Company berupaya melakukan efisiensi agar proyek dapat berjalan ekonomis. Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika Serikat itu juga akan meningkatkan potensi pengembangan lapangan migas eksisting. Salah satunya proyek Lapangan Bangka yang merupakan bagian Indonesia Deepwater Development (IDD).

"Dengan capital yang disesuaikan dengan opportunity dan harga minyak, kita tingkatkan lapangan eksisting. Yang jelas bagaimana membuat proyek itu ekonomis," tutur Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs (PGPA) Chevron Yanto Sianipar saat diskusi bersama media di Jakarta, Selasa (16/5)

IDD Bangka sudah berproduksi (on stream) sejak pertengahan 2016 dengan produksi sebesar gas 100 juta kaki kubik (MMSCFD) dan kondensat 4.000 barel per hari (bph). Mengingat potensi kandungan migas di wilayah laut dalam tergolong besar, Chevron juga tengah mengembangkan proyek IDD lainnya, yakni Lapangan Gehem dan Lapangan Gendalo.

Terhadap kedua lapangan tersebut, pihaknya melakukan kajian ulang lantaran terdapat potensi efisiensi terkait investasi. Hal itu didukung oleh penurunan harga minyak dunia yang saat ini bertahan di level US$50 per barel dan aspek teknologi yang dipakai.

"Studi atau kajian ini kita lihat dari aspek biaya, teknologi dan pemanfaatan fasilitas. Nantinya begitu hasil studi selesai, baru kita lalukan revisi proyek Plan of Development (PoD)," imbuhnya.

Chevron mengajukan PoD kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dengan nilai investasi mencapai US$6 miliar pada 2008. Pada 2013, perusahaan merevisi besaran investasi menjadi US$12 miliar. Berselang dua tahun, Chevron kembali menyerahkan PoD dengan nilai investasi yang meningkat, yakni di kisaran US$9 miliar hingga US$10 miliar.

"Kami review lagi proyek Gendalo dan Gehem. Ada opportunity baru agar proyek ini ekonomis. Misalnya terkait cadangan," jelasnya.

Dengan melakukan kajian ulang, Yanto mengungkapkan terdapat potensi perubahan rencana produksi gas dari dua lapangan tersebut. Dalam perencanaan sebelumnya, lapangan Gehem diproyeksi menghasilkan gas sebesar 420 MMSCFD dan minyak 27 ribu bph. Adapun lapangan Gendalo diperkirakan menghasilkan gas hingga 700 MMSCFD dan minyak 25 ribu bph. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya