Menara TBIG makin Banyak Disewa

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) berhasil meraih pendapatan sebesar Rp956 miliar di tiga bulan pertama 2017 atau naik 6,1% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp901,4 miliar. Tower Bersama memiliki 21.506 penyewaan dan 12.946 sites telekomunikasi per 31 Maret 2017. Sites telekomunikasi milik perseroan terdiri atas 12.874 menara telekomunikasi dan 72 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 21.434, rasio kolokasi tenancy ratio perseroan menjadi 1,66.

“Pada kuartal pertama 2017, kami bertumbuh secara organik sebanyak 1.020 penyewaan, yang terdiri dari 336 sites telekomunikasi dan 684 kolokasi. Pertumbuhan ini berhasil meningkatkan rasio kolokasi menjadi 1,66,” kata CEO Tower Bersama, Hardi Wijaya Liong, dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Sejak 2013, Tower Bersama telah membangun lebih dari 6.000 menara baru secara organik atas pesanan dari para pelanggan. Seiring dengan keputusan pelanggan untuk mendensifikasi jaringan guna memenuhi pertumbuhan permintaan data, TBIG melihat adanya kenaikan signifikan pada pesanan kolokasi.

Per 31 Maret 2017, total pinjaman kotor (gross debt) perseroan sebesar Rp17,06 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp9,41 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp225 miliar, total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp16,84 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) Rp9,186 triliun.

CFO Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengakui pertumbuhan pendapatan perseroan pada kuartal 1 2017 tidak sekuat penambahan penyewaan. “Meskipun dengan belanja modal yang dikeluarkan untuk membiayai meningkatnya pertumbuhan organik kami, leverage kami tetap konstan di kuartal ini. Hal ini merefleksikan arus kas yang kuat dari bisnis ini. Per akhir Maret ini, kami memiliki US$420 juta komitmen dari bank yang dapat diakses kapan pun, yang dapat menunjang pertumbuhan secara organik maupun nonorganik,” jelasnya. (Dik/E-1)