Pengelola Pelabuhan Perlu Beraliansi

Tesa Surbakti
12/5/2017 06:55
Pengelola Pelabuhan Perlu Beraliansi
(MI/Panca Syurkani)

KEBERADAAN pelabuhan memegang peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bahkan dengan adanya konektivitas dan sinergi antarpelabuhan, perekonomian global bisa terangkat.

Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan perlu ada aliansi pengelolaan pelabuhan sedunia agar dinamika perkembangan industri pelabuhan bisa terekam dengan baik.

"Fenomena pelabuhan menjadi smart port ataupun digital port membutuhkan kerja sama antarpelabuhan, termasuk investasi antarnegara. Bahkan, tidak menutup kemungkinan membuka potensi arus ekspor-impor antarnegara yang terkait," kata Elvyn dalam International Association of Ports and Harbors (IAPH) World Ports Conference 2017 di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/5).

Di Indonesia, lanjut Elvyn, upaya aliansi dan efisiensi sudah diimplementasikan operator dari Pelindo I hingga IV.

Kumpulan BUMN kepelabuhanan itu bahkan sudah menyiapkan mekanisme khusus.

Berdasarkan simulasi, integrasi pengelolaan antarpelabuhan utama berpotensi menurunkan biaya sekitar 3,6% dari GDP saat ini 26%.

Integrasi pelabuhan meliputi standardisasi servis, sistem keuangan, tingkat produktivitas, dan aspek shipping line.

Integrasi operasional tujuh pelabuhan utama yang dikelola Pelindo I-IV ditargetkan berjalan tahun ini sehingga dampak efisiensinya terlihat tahun depan.

Urgensi menjalin kerja sama baik di sektor kepelabuhanan lokal ataupun internasional turut ditekankan Presiden IAPH Santiago Garcia Milla.

IAPH memayungi operator pelabuhan yang berasal dari 90 negara yang mewakili 80% lalu lintas peti kemas dunia. Santiago menekankan konsep keberlanjutan sudah semestinya diimplementasikan dalam transformasi kepelabuhanan.

"Perlu dibangun jejaring dalam pengelolaan pelabuhan dunia karena memodernisasi pelabuhan itu butuh sinergi. Di satu sisi saya ingin menekankan agar pengembangan pelabuhan mengacu pada aspek lingkungan dan ekonomi," kata Santiago.

Dalam kesempatan itu Pelindo II atau IPC menandatangani nota kese-pahaman (MoU) soal kerja sama sister port dengan Baku International Sea Trade Port CJSC (Port of Baku) dan Ningbo Zhoushan Co.

Pembiayaan

Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Wihana Kirana Jaya mengatakan pemerintah saat ini sedang memacu perkembangan pelabuhan di Indonesia.

Itu terkait dengan keinginan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Bisa dilihat bagaimana perubahan yang ada di pelabuhan kita. Di Pelabuhan Tanjung Priok, kini kapal-kapal berkapasitas besar terus bersandar. Di Bitung, kita operasikan kapal roro yang mendukung konektivitas di kawasan Timur. Rencananya Pelabuhan Kuala Tanjung juga menyusul karena di Selat Malaka kita sudah menjadi pemandu," kata Wihana seusai diskusi Inovasi Penyelesaian Pembangunan Infrastruktur di kampus MM UGM, Jakarta.

Hal yang perlu difinalkan saat ini ialah pembiayaan pembangunan pelabuhan itu.

Kerja sama dengan pihak swasta menjadi keharusan.

Di Kuala Tanjung, misalnya, Pelindo I sebagai pengelola bekerja sama dengan Port of Rotterdam.

"Kita harap proses pembangunannya berjalan tahun depan," ujarnya.

(Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya