Strategi Perlindungan Konsumen Segera Dirilis

Anastasia Arvirianty
12/5/2017 06:35
Strategi Perlindungan Konsumen Segera Dirilis
(ANTARA/Aprillio Akbar)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) sedang memfinalisasi program Strategi Khusus Perlindungan Konsumen Keuangan yang akan diluncurkan pada 18 Mei di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad menyampaikan perlindungan konsumen menjadi pilar terpenting dari lima pilar untuk meningkatkan indeks inklusi keuangan, sehingga OJK perlu membuat strategi khusus.

"Kami bersama Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani akan meluncurkan strategi ini," ujarnya di Jakarta, Rabu (10/5).

OJK masih enggan merinci strategi khusus itu sebelum peluncuran resmi. Namun, kata Muliaman, strategi perlindungan konsumen itu akan membantu meningkatkan indeks inklusi keuangan Indonesia yang saat ini sudah menyentuh 67,8%, berdasarkan Survei Nasional dan Literasi Keuangan terakhir.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan tingkat inklusi keuangan menyentuh 75% pada 2019.

Di sisi lain, upaya perlindungan konsumen di industri jasa keuangan domestik jadi sorotan, karena sejumlah kasus antara industri jasa keuangan dan nasabah yang merugikan nasabah.

Pada kesempatan itu, Muliaman menambahkan, Rapat Dewan Komisioner OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia hingga April dalam kondisi terjaga. Beberapa aspek seperti pertumbuhan ekonomi global diperkirakan membaik, tetapi dengan arah perbaikan yang tidak merata.

"Pertumbuhan ekonomi domestik kuartal I 2017 tercatat sedikit meningkat menjadi 5,01% yoy (year on year). Dari sisi pengeluaran, perbaikan pertumbuhan ekonomi didorong perbaikan kinerja eksternal seiring peningkatan eks-por yang didorong kenaikan harga komoditas," kata dia.

Dari sisi sektoral, lanjut Muliaman, sektor pertanian tumbuh signifikan, yakni salah satunya disebabkan pergeseran panen raya.

Terus menguat

Laju inflasi pada April 2017 terlihat meningkat, yakni 4,17% yoy.

Pada pasar keuangan domestik, sejalan dengan penguatan pasar keuangan global pada April 2017, baik Indeks Harga Saham Gabungan maupun yield Surat Berharga Negara terus melanjutkan penguatan.

Kinerja itu didukung dengan penghimpunan dana yang terus meningkat. Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan per Maret 2017 tumbuh 10,02% yoy dan pendapatan premi asuransi Januari-Maret 2017 tercatat Rp50,1 triliun atau meningkat 17,60% dari periode sama pada 2016.

Penghimpunan dana di pasar modal pun meningkat.

Pada periode Januari-April 2017 terdapat 36 emiten, sedangkan pada Januari 2016-April 2016 ada 21 emiten yang menghimpun dana melalui pasar modal dengan nilai Rp46,2 triliun atau meningkat 108,11% ketimbang periode sama tahun 2016.

Dari 36 emiten itu, ada 8 emiten baru.

"Kami optimistis target 21 emiten baru pada 2017 tercapai," tutup Muliaman.

(Ant/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya