Ojek Daring Meredam Angka Pengangguran

Fathia Nurul Haq
09/5/2017 10:40
Ojek Daring Meredam Angka Pengangguran
(ANTARA/Yustinus Agyl)

TRANSPORTASI berbasis aplikasi dalam jejaring (daring/online) tidak hanya membantu mobilitas warga, tetapi juga efektif menye-rap tenaga kerja yang menganggur di Indonesia.

Riset yang dilakukan Pusat Kajian Komunikasi, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (Puskakom UI) membuktikan mayoritas pengemudi Go-Jek merupakan lulusan sekolah menengah atas.

"Tingkat pendidikan mitra Go-Jek, 85% itu pendidikannya dari SMP sampai SMA sederajat. Ini yang terserap paling banyak di mitra Go-Ride (roda dua/motor)," ucap Alfindra Primaldhi, peneliti utama Puskakom UI, dalam pemaparannya di Jakarta, kemarin.

"Artinya aplikasi on-demand (sesuai pesanan) ini telah membuka peluang pekerjaan bagi kelompok pengangguran besar di negara ini," imbuhnya.

Angka penyerapan tenaga kerja itu disebut sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 yang menunjukkan bahwa 41% dari total pengangguran merupakan lulusan sekolah menengah atas.

"Kalau dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka, ternyata ini sesuai. Dengan adanya peluang untuk bermitra dengan layanan on-demand, ini sebetulnya menyerap lapangan kerja yang tidak terserap khususnya di tingkat pendidkan SMP-SMA sederajat," papar Alfindra.

Penelitian ini merupakan penelitian berbasis aplikasi yang menggunakan metode sampling pencuplikan acak murni (pure random sampling) atas mitra Go-Ride (3.213 responden), Go-Car (2.801 responden), dan pelanggan (4.048 responden) yang aktif dalam 3 bulan terakhir.

Sampel mewakili populasi pengemudi dan pelanggan di 15 lokasi, dengan 50%-nya berasal dari Jabodetabek sebagai wilayah dengan jumlah pengemudi/pelanggan terbanyak. Penelitian ini dilakukan Puskakom UI bersama Go-Jek Indonesia.

Riset yang dilakukan pada 6-11 April 2017 itu juga menyebutkan pengangguran yang terserap oleh layanan angkutan berbasis aplikasi berhasil hidup pada taraf yang lebih sejahtera.

Indikasinya, 75% pengemudi Go-Ride (motor) dan 87% pengemudi Go-Car (mobil) mengantongi penghasilan di atas rata-rata upah minimum regional (UMR).

Berdasarkan hasil riset, dengan menjadi mitra Go-Jek para pengemudi juga merasa kualitas hidup mereka meningkat. "Kualitas hidup, 80% mitra roda empat lebih baik dan jauh lebih baik. Kenapa, paling tinggi karena bisa mengatur waktu kerja. Sekitar sepertiga, 37%, bisa menabung, 32% bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga," papar Alfindra.

Manfaat bagi pengguna
"Kami senang mengetahui fakta yang ditemukan dari hasil riset ini. Hal ini membuktikan komitmen nyata perusahaan untuk memberdayakan para pekerja sektor informal serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para mitra pengemudi Go-Jek," ungkap Monica Oudang, Co-Founder sekaligus HR Director Go-Jek Indonesia, dalam kesempatan yang sama.

Bukan hanya bagi mitra pengemudi, manfaat juga dirasakan pengguna layanan ini. Hasil riset mengungkap, para pengguna merasa nyaman dan aman dalam menggunakan aplikasi ini. Penelitian itu menyatakan 98% responden pengguna nyaman menggunakan aplikasi Go-Jek dan 95% merasa aman memakai aplikasi tersebut.(E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya