Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BANK Mandiri berinisiatif menerbitkan obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) sebagai bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) I tahap II 2017.
Inisiatif itu menjadikan Mandiri sebagai bank pertama di Indonesia yang menerbitkan obligasi tanpa kupon.
Corporate Secretary of Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan penerbitan obligasi itu juga dimaksudkan untuk memperkuat struktur pendanaan bank dan ekspansi kredit perusahaan, khususnya dalam mendukung ketersediaan infrastruktur nasional.
Tahun lalu, perseroan telah menerbitkan obligasi sebesar Rp5 triliun melalui PUB I tahap I.
"Hasil dari penerbitan obligasi ini akan memberikan ruang ekspansi yang semakin besar bagi perseroan," kata Rohan.
Dalam penerbitan itu, perseroan telah menunjuk lima perusahaan penjamin emisi, yakni Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, dan Danareksa Sekuritas.
Dijelaskannya, obligasi berkelanjutan I tahap II itu akan diterbitkan dalam dua jenis instrument, yaitu coupon bond dan zero coupon bond.
Zero coupon bond akan diterbitkan dengan tenor 3 tahun, sementara coupon bond seri A akan memiliki tenor 5 tahun, seri B memiliki tenor 7 tahun, dan seri C bertenor 10 tahun.
Menurut rencana, penawaran awal obligasi berkelanjutan I tahap II itu akan dimulai pada 5-22 Mei 2017, dengan penawaran umum diperkirakan pada 9-12 Juni 2017.
Kondisi mendukung
Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai tren pertumbuhan ekonomi nasional akan memicu penerbitan surat utang atau obligasi oleh perusahaan pada tahun ini dapat lebih marak jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Data ekonomi kita bagus, obligasi yang merupakan salah satu produk pasar modal akan dapat terserap pasar," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dengan perekonomian yang mengalami pertumbuhan, aktivitas bisnis di dalam negeri akan menggeliat dan semakin ekspansif, lalu tentunya perusahaan membutuhkan pendanaan.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi juga akan membuat investor global melirik Indonesia sebagai tempat berinvestasi,
"Dalam forum capital market global, Asia Tenggara yang diwakili oleh Indonesia, Thailand, dan Malaysia dinilai masih menjanjikan dari sisi pertumbuhan ekonomi. Investor serta analis asing juga cukup confident dengan ekonomi Indonesia," katanya.
Faktor suku bunga rendah dan inflasi Indonesia yang terjaga dapat turut menjadi salah satu faktor yang akan mendorong perusahaan menerbitkan obligasi.
"Penerbitan obligasi menjadi lebih baik, apalagi dana yang digunakan untuk jangka panjang," katanya.
Berdasarkan data BEI, tercatat total emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di sepanjang 2017 ialah sebanyak 19 emisi dari 18 emiten senilai Rp34,87 triliun.
BEI juga telah menerima rencana penerbitan obligasi dari 37 perusahaan dengan total nilai Rp62,9 triliun.
"Diproyeksikan tercatat di semester II tahun ini. Jadi, kalau ditotal dengan yang sudah diterbitkan, menjadi sebesar Rp94 triliun. Jumlah itu akan dapat terus bertambah," paparnya.
Di tengah situasi yang optimistis itu, Samsul memproyeksikan pada tahun ini total nilai emisi obligasi pada 2017 sekitar Rp130 triliun hingga Rp140 triliun, atau melampaui tahun sebelumnya sekitar Rp113 triliun. (Try/Ant/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved