Mendag Ingatkan Pengusaha Nakal

Bayu Anggoro
05/5/2017 08:34
Mendag Ingatkan Pengusaha Nakal
(Sumber: Kementerian Perdagangan/L-1)

MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita mengingatkan pengusaha kebutuhan bahan pokok agar tidak bermain-main dalam menjalankan bisnis dengan menaikkan harga secara sepihak.

Enggar memastikan Kementerian Perdagangan dibantu unsur negara lainnya tidak akan tinggal diam untuk menindak pengusaha yang memainkan harga tidak wajar. "Kita tidak akan biarkan, tidak akan menoleransi," kata dia saat menghadiri Rapat Koordinasi dan Identifikasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat terkait dengan barang kebutuhan pokok menghadapi hari besar keagamaan nasional, di Bandung, kemarin.

Selain melarang penaikan harga dengan tidak wajar, Kemendag saat ini pun telah melarang impor terhadap sejumlah komoditas. "Ada juga yang jumlah impornya kita kurangi. Kalau pengusaha tidak nurut, kita enggak beri izin," jelasnya.

Sikap tegas itu, kata dia, tak hanya diberlakukan untuk pelaku di pasar tradisional. Pihaknya pun sudah mengingatkan pelaku ritel modern agar menerapkan harga wajar.

Dia menilai pengetatan pada pasar modern lebih penting karena menjadi pemimpin harga di lapangan. Menurutnya, banyak pedagang pasar tradisional menetapkan harga di atas harga eceran tertinggi (HET) karena mengacu kepada harga di pasar modern. "Untuk gula, pedagang pasar tradisional menjual dengan harga Rp13.500 (di atas HET Rp12.500). Akan tetapi, tetap laku karena di swalayan Rp14 ribu," kata dia.

Mendag mengatakan, untuk menjaga harga di pasaran, pihaknya telah menambah stok barang yang ada di Bulog. Barang-barang tersebut akan dilepas ke pasar jika suatu saat terjadi gejolak harga di masyarakat.

"Ada 1,5 juta liter minyak goreng, juga daging dan beras. Begitu ada gejolak sedikit, kita gelontorkan, operasi pasar. Kami berjanji akan segera mengusut kenaikan itu, ditelusuri," bebernya. Selain itu, pihaknya menjamin stok gula yang hingga saat ini mencapai 760 ribu ton. Tak hanya itu, pihaknya pun berupaya memotong rantai distribusi yang selama ini menjadi penyebab utama tingginya harga barang di masyarakat.

Satgas Pangan
Ketua Satgas Pangan Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan pihaknya akan memantau aktivitas penyaluran bahan makanan menjelang Ramadan hingga Lebaran nanti. Pemantauan dilakukan mulai produksi hingga dijual ke konsumen. "Jangan sampai terjadi penyimpangan, penimbunan, ataupun harga yang terlalu besar, margin profit yang terlalu besar dari rantai distribusi yang dilalui," kata Setyo yang juga menjabat Kadiv Humas Polri, kemarin.

Ia mencontohkan harga cabai rawit merah normalnya dijual sekitar Rp20 ribu di tingkat petani dan sekitar Rp30 ribu-Rp40 ribu di tingkat konsumen. "Kalau sampai di konsumen lebih dari itu, sudah terjadi sesuatu di rantai distribusi," ujarnya.

Dalam pengawasannya, kata Setyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan para kapolda agar membuat satgas-satgas sampai ke tingkat polres untuk mengawasi harga serta rantai distribusinya.

"Kami juga mempunyai subsatgas lidik maupun subsatgas tindak. Kami melakukan penyelidikan dengan teknik-teknik tertentu. Kami bisa memantau harga-harga dan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha)," jelasnya. (Mal/BY/SL/AU/YK/BB/UL/SS/NV/RF/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya