Pengepul dan Kartel Hambat Distribusi Pangan

Nicky Aulia Widadio
04/5/2017 05:59
Pengepul dan Kartel Hambat Distribusi Pangan
(Rakor membahas soal ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan dan lainnya menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2017. -- MI/Galih Pradipta)

KAPOLRI Jenderal Tito Karnavian menyatakan permasalahan stabilitas harga pangan terletak pada rantai distribusi. Penyebabnya ialah masih ada permainan di tangan pengepul serta praktik kartel sehingga harga bisa melonjak.

“Intinya mudah-mudahan suplai aman. Persoalannya di rantai distribusi ada spekulan, penimbun, kartel, monopoli, dan lain-lain. Ini yang sedang kita tangani bersama,” kata Kapolri seusai rapat koordinasi di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

Rapat dilaksanakan bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Men­teri Dalam Negeri Tjahjo Kumo­lo, Ketua Komisi Pengawas Persaing­an Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf, dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Ku­su­mayakti.

Para pejabat itu juga melakukan konferensi video dengan sejumlah ka­polda, kapolres, dinas pertanian, di­nas perdagangan, gubernur, wali kota, dan bupati di beberapa daerah. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita juga turut mengikuti konferen­si dari Semarang, Jawa Tengah.

Sebagai langkah antisipasi, Polri bersama instansi terkait akan memperkuat pengawasan rantai distribusi pangan. Hal itu menghindari penim­bunan atau monopoli oleh pihak tertentu.

Polri juga telah membentuk satgas khusus yang diketuai Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasis­to. Satgas itu berkoordinasi dengan instansi terkait dan bertugas melakukan evaluasi terkait dengan harga pangan setiap dua minggu.

Satgas juga ber­tugas melakukan penegakan hukum terhadap kartel dan mafia pangan.
Di sisi lain, Satgas Pangan di tingkat polda dipimpin direktur reserse kriminal khusus polda. Kapolri berjanji akan mencopot dirreskrimsus polda yang tidak bertindak saat terjadi kenaikan harga sembako. “Saya akan cari orang yang bisa bertindak lebih keras lagi,” kata Kapolri.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menilai pembentukan satgas me­mang penting. “Kemarin saja ca­bai bisa dikartel. Semoga harga ba­wang putih yang sedang tinggi juga bisa segera turun,” ucapnya.

Mentan juga menyebut tidak ada alasan harga beras naik. Alasannya, pemerintah telah memiliki stok beras sebanyak 2,2 juta ton. Untuk komoditas gula, pemerintah telah menyediakan stok 400 ribu ton. Harga gula dipatok sekitar Rp11.300 hingga Rp11.900 per kilogram.

Ketua KPPU Syarkawi Rauf menyebut akan ikut mengawasi perdagangan atau jalur distribusi komoditas pangan strategis. “Kalau ada kenaikan harga, bisa berarti ada orang mencoba bermain-main di rantai distribusi yang mengarah ke praktik kartel ataupun tindak pidana,” kata Syarkawi.

Cabut izin
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meng­ancam seluruh produsen dan distri­butor bahan pokok agar tidak memainkan harga pasar, khususnya menghadapi Idul Fitri. “Bagi yang berspekulasi, saya pastikan akan rugi karena akan kami cabut izinnya,” kata Mendag di Semarang, Jawa Tengah, kemarin.

Mendag juga menyatakan harga eceran tertinggi (HET) tiga komoditas pokok, yaitu gula pasir, minyak go­reng, dan daging beku, harus diterapkan para distributor. “Sekarang para distributor, subdistributor, dan agen harus terdaftar. Mereka harus laporan stok. Kalau tidak memenuhi ketentuan ini, akan kami coret dari daftar. Artinya, mereka melakukan perdagangan ilegal,” tegasnya. (Jes/Pra/HT/LD/DG/Mtvn/Ant/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya